Korea Selatan adalah salah satu negara yang sangat menarik baik dari segi budayanya, tempat wisatanya maupun industri hiburannya. Bagi mereka yang tertarik dengan drama dan lagu dari negara ginseng tersebut, tentunya sudah tidak asing dengan bahasa resmi Korea Selatan.
Bagaimana tidak, bahasa resmi inilah yang dipakai dalam semua drama dan juga lagu-lagu yang dibawakan oleh para penyanyi dan idol di sana. Beberapa kata dalam bahasa Korea bahkan ada juga sangat akrab terdengar di telinga, misalnya sapaan annyeong haseyo.
Atau ungkapan terima kasih gamsahamnida, permintaan maaf mianhaeyo dan ungkapan cinta saranghaeyo. Tidak hanya memiliki bahasa resmi, orang Korea juga memiliki tulisan mereka sendiri yang disebut dengan Hangeul.
Apa Nama Bahasa Resmi Korea Selatan?
Korea Selatan diketahui mempunyai bahasa resmi yang juga disebut dengan bahasa Korea. Sebagai bahasa resmi, bahasa Korea inilah yang paling luas digunakan oleh masyarakat di sana. Tidak hanya menjadi bahasa resmi di Korea Selatan, bahasa ini juga menjadi bahasa resmi di Korea Utara.
Bahasa Korea dikenal sebagai bahasa yang teriolasi, di mana bahasa ini tidak sama dengan bahasa lainnya. Bahasa ini mempunyai kosakata, sistem tata bahasa bahkan alfabetnya sendiri yang bernama Hangeul seperti yang sudah disampaikan sebelumnya.
Menariknya, ada sekitar 78 juta orang yang menuturkan bahasa ini, membuat bahasa Korea menjadi bahasa yang paling banyak dipakai di dunia dengan menempati urutan ke-12. Bahasa Korea tidak mirip dengan bahasa Mandarin.
Akan tetapi, bahasa Korea mempunyai banyak kata yag asalnya dari bahasa Mandarin. Selain itu, bahasa Korea ini juga memiliki sejumlah kesamaan dengan bahasa Jepang walaupun status kekerabatannya masih kurang jelas.
Berbagai Fakta Menarik Tentang Bahasa Korea Selatan
Diketahui bahwa sebelum adanya tulisan Hangeul, bangsa Korea memakai huruf Tiongkok untuk menunjang komunikasi sehari-hari. Akan tetapi, huruf Tiongkok ini dinilai sulit dari segi struktur hurufnya. Selain itu, penggunaannya dulu juga lebih didominasi oleh kalangan atas.
1. Raja Sejong adalah Pencipta Hangeul
Penggemar drama Korea tentunya sudah tidak asing dengan nama Raja Sejong. Ternyata, Raja Sejong inilah yang menciptakan tulisan Korea yang disebut Hangeul. Raja ini merupakan raja Dinasti Joseon yang keempat.
Pada masa pemerintahannya itu, sebenarnya rakyat Korea sudah memiliki bahasa lisannya sendiri. Hanya saja untuk penulisannya, masih menggunakan sistem tulis dan abjad Cina. Itupun hanya bangsawan serta keluarga kerajaan saja yang bisa mempelajarinya.
Dengan kondisi tersebut, masyarakat Korea sendiri yang tidak tergolong dalam dua kategori yang dimaksud tidak memiliki akses untuk belajar sehingga buta huruf. Sedangkan Raja Sejong ini adalah seorang yang berkeyakinan bahwa rakyat akan semakin makmur jika banyak yang bisa baca tulis.
Dengan keyakinan tersebut, tahun 1443 Raja Sejong kemudian membuat 24 abjad yang sederhana yang terdiri atas 10 huruf vokal dan 14 huruf konsonan. Abjad baru ini dapat dipelajari oleh siapa saja dan pada awalnya disebut dengan Hunminjeongum yang berarti bunyi yang tepat untuk orang-orang.
2. Bahasa Korea Memiliki 2 Sistem Perhitungan
Pernah mendengar dalam drama atau lagu atau acara Korea yang menghitung hana, dul, set atau il, I dan sam? Itu adalah dua sistem perhitungan di bahasa Korea. Ya, bahasa Korea menggunakan dua sistem perhitungan yang sebenarnya masih ada kaitannya dengan pengaruh budaya Tiongkok.
Perbedaan kedua sistem perhitungan ini ialah salah satunya digunakan ketika menghitung, sedangkan yang lainnya biasanya hanya untuk menyebutkan angka. Perhitungan hana, dul, set, net dan seterusnya digunakan untuk menghitung. Sedangkan untuk il, i, sam dan seterusnya untuk menyebut angka.
3. Setiap Tahun Hari Hangeul Diperingati
Masyarakat Korea memperingati hari Hangeul secara nasional setiap tahunnya. Namun, peringatan hari Hangeul ini berbeda antara Korea Utara dan Korea Selatan. Kalau di Korea Selatan, hari Hangeul ini diperingati setiap tanggal 9 Oktober.
Sedangkan di Korea Utara, hari Hangeul diperingati setiap tanggal 15 Januari. Bahkan, buku panduan bahasa Korea atau Hunminjeongum Haeryebon sudah diakui oleh UNESCO pada Oktober 1997 dalam Memory of The World Register.
Buku tersebut diakui karena sudah memberi kontribusi yang besar dalam rangka mengurangi buta huruf di negara Korea. Selain itu, UNESCO memberikan penghargaan pula kepada organisasi serta orang yang sudah membantu menurunkan angka buta huruf ini, yakni King Sejong Award.
4. Mempunyai Sistem Honorifik
Sistem honorifik merupakan hal yang sangat penting dalam bahasa resmi Korea Selatan. Honorifik ini sendiri merupakan bentuk pernyataan yang lebih halus dan juga lebih sopan. Biasanya ungkapan ini dipakai saat seseorang akan menunjukkan lawan hormat kepada orang yang menjadi lawan bicaranya.
Selain itu, honorifik juga biasa digunakan saat seseorang membicarakan orang yang dihormatinya. Hal ini jelas sangat terlihat dalam drama Korea, di mana para tokoh akan mengucapkan dialog yang berbeda antara orang yang dihormati dengan orang yang dianggap teman sebaya.
Harus diakui bahwa sistem honorifik dala bahasa Korea ini cukup rumit. Pasalnya, kata kerja serta kosakata yang digunakan berbeda tergantung pada siapa yang diajak berbicara. Biasanya dalam bahasa Korea terdengar tingkatan kesopanan sebagai berikut:
- Kata yang berakhiran ‘nida’, ini adalah honorifik yang paling sopan serta paling formal
- Kata yang berakhiran a atau o atau yo, ini adalah honorifik yang sedikit formal
- Kata yang tidak memiliki akhiran, ini adalah kata yang biasanya digunakan dalam percakapan santai
5. Ada Banyak Dialek
Seperti yang sudah digambarkan dalam banyak drama, Korea Selatan memiliki banyak wilayah dan hampir setiap wilayah memiliki dialeknya tersendiri. Dialek ini cukup berbeda dengan bahasa resmi Korea dan katanya dialek Pulau Jeju adalah yang paling susah dimengerti.
Oleh masyarakat Korea, bahasa yang digunakan di ibukota Seoul adalah bahasa standar-nya. Akan tetapi, wilayah-wilayah lain menggunakan bahasa serta dialeknya sendiri seperu daegu, Busan, Jeju dan lain sebagainya.
6. Peran Karakter Cina dalam Bahasa Korea
Seperti yang sudah disampaikan, sebelum adanya Hangeul, orang Korea memakai huruf Tiongkok saat menulis dan berkomunikasi. Pada periode Gojoseon antara tahun 2333 hingga 108 SM, Hanja mulai digunakan.
Hanja ini adalah aksara Hanzi yang berasal dari Tiongkok yang dipakai di bahasa Korea namun diucapkan dalam bahasa Korea. Sejak tahun 1949, Hanja secara resmi tidak digunakan di Korea Utara. Akan tetapi beberapa tahun setelahnya ternyata Hanja kembali diajarkan di sekolah-sekolah.
Sedangkan kalau Korea Selatan tetap memakai Hangeul dan Hanja secara bersama-sama. Hal ini berlangsung hingga akhir tahun 1980 di mana pada masa itu koran serta majalah secara berangsur mengurangi penggunaan Hanja.
Perkembangan internet selanjutnya sangat membantu penyebaran penggunaan Hangeul. Untuk saat ini, Hangeul sudah mendominasi penulisan di Korea. Akan tetapi Hanja juga tidak ditinggalkan khususnya dalam menuliskan kalender, nama serta tulisan di dalam koran.
Tidak hanya drama dan lagu-lagunya saja yang menarik, bahasa resmi Korea Selatan juga sangat menarik. Dunia memberikan perhatian khusus pada bahasa yang digunakan di negara ini khususnya karena ada pengaruh dari industri hiburan kreatif Korea.