Kimigayo, Lagu Kebangsaan Jepang dengan Kontroversinya

Kimigayo, Lagu Kebangsaan Jepang dengan Kontroversinya

Setiap negara di dunia pasti memiliki lagu kebangsaan yang merepresentasikan sekaligus menjadi identitas negara tersebut, tak terkecuali negara Jepang. Lagu kebangsaan Jepang sendiri memiliki judul Kimigayo dan memiliki sejarah yang cukup panjang.

Lagu kebangsaan milik Jepang ini sendiri disebut-sebut memiliki keunikan dan cerita yang menarik. Lalu ada fakta apa saja yang mengiringi lagu kebangsaan berjudul Kimigayo ini? Mari kita bahas selengkapnya di bawah ini.

Fakta Tentang Lagu Kebangsaan Jepang

1. Lagu Kebangsaan Negara dengan Lirik Terpendek di Dunia

Lagu Kebangsaan Negara dengan Lirik Terpendek di Dunia

Kimigayo atau lagu kebangsaan milik Jepang ini merupakan lagu kebangsaan dengan lirik terpendek di dunia. Jika pada umumnya lagu kebangsaan memiliki lirik yang cukup panjang untuk menggambarkan negaranya, maka Kimigayo tidak memiliki lirik yang terlalu panjang.

Total lagu ini hanya memiliki 32 aksara saja. Namun karena pelantunannya yang lambat sehingga seakan-akan membuat lagu ini terasa panjang.

2. Arti “Kimigayo”

Arti “Kimigayo”

Seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya, lagu kebangsaan Jepang yaitu memiliki judul Kimigayo. Tapi tahukah Anda apa arti dari Kimigayo itu sendiri? Kimigayo secara harfiah memiliki arti “Kekuasaan Yang Mulia”.

“Kimi” telah dipakai sebagai kata benda untuk menunjukkan kata seorang tuan (master) atau kaisar sejak periode Heian. Contoh penggunaan kata ini adalah pada protagonist Hikaru Genji dari the Tale of Genji yang disebut dengan “Hikaru no Kimi”.

Akan tetapi sebelum era Nara, kaisar seringkali disebut dengan istilah “opokimi” atau yang berarti tuan agung. Jadi apakah benar kata Kimi pada judul lagu kebangsaan Kimigayo berarti kaisar?

Namun dari sumber lain mengatakan bahwa Kimigayo memiliki arti “Semoga Kekuatan Yang Mulia Berlanjut Selamanya”. Tentunya permasalahan arti ini bisa diluruskan oleh ahlinya sehingga kita bisa menerimanya demikian untuk sementara.

3. Lirik Lagu Kebangsaan Tertua di Dunia

Lirik Lagu Kebangsaan Tertua di Dunia

Lagu kebangsaan negara-negara umumnya diciptakan di era sebelum kemerdekaan, pembentukan, atau bahkan setelah negara tersebut berdiri. Hal ini membuat lagu-lagu tersebut relative baru. Tapi berbeda dengan lagu kebangsaan Jepang Kimigayo.

Lirik Kimigayo merupakan lirik lagu kebangsaan paling tua di dunia. Ya, selain menjadi yang terpendek, lirik Kimigayo juga tertua karena sudah dibuat sejak abad ke 19. Lirik Kimigayo pada awalnya muncul di sebuah antologi puisi dengan nama Kokin Wakashu.

Puisi tersebut merupakan puisi anonim sehingga membuatnya dicantumkan lagi di berbagai macam karya puisi. Seiring berjalannya waktu, lirik yang tercantum pada puisi itu pun menjadi lantunan lagu. Sebuah lagu yang dinyanyikan oleh setiap lapisan sosial pada acara perayaan.

4. Usulan Perubahan Melodi

Usulan Perubahan Melodi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lirik Kimigayo pada awalnya tercantum pada sebuah antologi puisi lalu kemudian dipakai sebagai lagu perayaan. Tapi ternyata sebelum secara resmi dijadikan lagu kebangsaan, lagu ini sempat diusulkan untuk diubah melodinya.

Orang tersebut bernama John William Fenton, seorang musisi Irlandia sekaligus pemimpin sebuah band militer Jepang di awal era Meiji.

Pada 1869, John William Fenton mengusulkan untuk mengubah melodi Kimigayo. Akan tetapi setelah melodi lagu ini diubah, justru melodi baru tersebut kurang populer di telinga masyarakat. Sehingga jadilah melodi rekomendasi Fenton ini tidak pernah diadaptasi secara resmi untuk lagu kebangsaan Jepang.

Tapi John William Fenton bukanlah satu-satunya orang yang mencoba untuk berkontribusi dalam aransemen lagu Kimigayo. Pada 1880 lagu Kimigayo akhirnya resmi disahkan dan digunakan sebagai lagu kebangsaan negara Jepang.

Orang yang menulis untuk melodi Kimigayo kali ini adalah Akimori Hiyashi dan Yoshiisa Oku. Namun seringkali composer dari lagu ini disebut ditulis oleh Hiromori Hayashi. Dimana Hiromori Hayashi ini merupakan ayah dari Akimori Hiyashi sekaligus menjadi atasan anaknya tersebut.

Akimori Hiyashi juga merupakan murid dari John William Fenton. Oleh karena itu tak mengherankan jika melodi Fenton sedikit dipertahankan pada lagu Kimigayo yang digunakan hingga kini.

5. Menyesuaikan Instrumen Musik Tradisional Istana

Menyesuaikan Instrumen Musik Tradisional Istana

Pada aransemen finalnya, Kimigayo disesuaikan dengan music tradisional istana kekaisaran Jepang. Saat diaransemen oleh Fenton, lagu Kimigayo dianggap kurang khidmat sehingga harus diubah lagi dan disesuaikan dengan instrument music tradisional istana kekaisaran Jepang pada waktu itu.

Tapi tetap saja karena pada awalnya diaransemen oleh Fenton yang notabene merupakan orang Eropa, maka sentuhan-sentuhan Eropa masih ada dan bertahan hingga saat ini. Pendengar bisa mengenalinya dari harmoni melodi gaya barat yang dibawakan ala Jepang.

6. Diperdengarkan di Indonesia

Diperdengarkan di Indonesia

Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, pemerintahan Jepang mewajibkan seluruh Nusantara untuk hanya memutar lagu Kimigayo dan melarang memutar lagu Indonesia Raya yang saat itu sudah ada sejak tahun 1928.

Alasan Jepang tidak ingin muncul benih-benih perlawanan terhadap mereka dari rakyat Indonesia.

7. Deretan Kontroversi Lagu Kimigayo

Deretan Kontroversi Lagu Kimigayo

Kimigayo adalah salah satu lagu kebangsaan yang paling kontroversial di dunia. Karena sepanjang perjalanan sejarahnya, ada banyak protes yang dilayangkan terhadap lagu ini. Ironisnya protes ini justru datang dari masyarakat Jepang itu sendiri.

Berikut deretan kontroversi yang mengiringi lagu Kimigayo dalam sejarah :

  • Wajib Dinyanyikan di Seluruh Sekolah Jepang

Kimigayo wajib dinyanyikan di setiap sekolah di Jepang untuk setiap acara sekolah. Hal ini juga wajib diiringi dengan pengibaran bendera Hinomaru. Bagi guru atau kepala sekolah yang menolak untuk melakukannya maka akan langsung dipecat.

Hal ini menuai protes dari banyak sekolah terutama dari guru yang ada di Jepang.

Peraturan ini diketahui merupakan peraturan lama akan tetapi tidak diketahui apakah masih berlaku hingga sekarang.

  • Kembali Ditolak Guru pada 1999

Pada tahun 1999 beberapa guru di Jepang mencoba berdiskusi dengan Dinas Pendidikan Kota Hiroshima terkait kewajiban untuk menyanyikan Kimigayo. Namun naas, akhir dari masalah ini adalah bunuh dirinya salah satu wakil kepala sekolah.

  • Ancaman untuk Katsuhisa Fujita pada 2006

Katsuhisa Fujita yang merupakan pensiunan guru di Tokyo pernah diancam pada tahun 2006. Ancaman tersebut berupa hukuman penjara dan denda sebesar 200.000 yen. Penyebabnya adalah Fujita menghimbau para hadirin untuk tetap duduk selama pemutaran lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo.

  • Kembali Ditolak pada Tahun 2010

Penolakan untuk menyanyikan lagu Kimigayo dari masyarakat Jepang ternyata belum berhenti bahkan sampai era modern. Di tahun 2010, penolakan kembali terjadi dimana kali ini 32 guru diketahui menolak untuk menyanyikan lagu Kimigayo.

  • Dianggap Sebagai Pelanggaran HAM

Selanjutnya di tahun 2011 dan 2012 Kimigayo kembali ditolak untuk dinyanyikan oleh para guru. Mereka beranggapan bahwa perintah untuk menyanyikan lagu tersebut merupakan pemaksaan dan menjadi bentuk pelanggaran HAM.

Penutup

Banyaknya penolakan terhadap perintah untuk menyanyikan lagu berjudul Kimigayo ini bukannya tanpa alasan. Masyarakat Jepang yang menolak menganggap lagu ini seperti menjadi ajang untuk mempromosikan paham fasisme.

Selain itu mereka juga menganggap Kimigayo merupakan bagian dari masa lalu Jepang yang kelam. Menyanyikan Kimigayo mereka anggap sebagai bentuk dukungan untuk serangan-serangan yang dilakukan Jepang ke negara-negara Asia di masa lalu.

Karena banyaknya penolakan ini, tak heran jika lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo dianggap sebagai salah satu lagu kebangsaan paling kontroversial di dunia.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *