Dalam kehidupan sehari-hari di Korea, berbicara tidak hanya tentang kata-kata, tetapi juga tentang bahasa yang digunakan. Salah satu aspek yang sangat menarik dalam kehidupan berbahasa Korea adalah konsep “banmal” atau bahasa tidak resmi. Banmal adalah hal yang perlu Anda pelajari.
Terutama jika Anda tertarik sekali dengan bahasa Korea dan ingin bisa menguasai percakapan dengan bahasa satu ini. Kalau Anda sering menonton film atau series-series drama Korea, pasti ada scene menyinggung dengan bahasa banmal.
Nah, saat mendengar kata tersebut, mungkin Anda jadi penasaran, apa sebenarnya banmal itu? Kalau Anda belum tahu apa itu banmal, dan seperti apa aturan untuk mengucapkan banmal dalam budaya Korea, yuk simak penjelasan mendetailnya di sini!
Banmal Adalah
Banmal, secara harfiah berarti “bahasa setengah” atau “bahasa setengah matang,” mengacu pada penggunaan bahasa informal dalam percakapan sehari-hari. Nah, banmal ini kebalikannya dengan “jondaemal” (존댓말), yang merupakan bahasa resmi atau bahasa baku dalam Korea.
Kalau jondaemal sendiri adalah bahasa baku yang digunakan dalam konteks formal atau ketika berbicara dengan orang yang lebih tua atau berstatus lebih tinggi.
Sebaliknya, penggunaan banmal ini lebih santai. Banmal seringkali digunakan di antara teman sebaya atau dalam hubungan yang akrab seperti antara teman dekat, saudara, atau pasangan.
Menurut budaya Korea, penggunaan banmal dinilai lebih bisa menciptakan suasana yang lebih santai dan akrab ketika sedang bercakap-cakapan dengan seseorang.
Penggunaan banmal juga sering dianggap sebagai tanda akrab dan kasih sayang di antara hubungan sosial. Saat seseorang mulai menggunakan banmal, maka dapat diartikan sebagai tanda bahwa hubungan tersebut telah mencapai tingkat keakraban tertentu.
Meskipun banmal sering digunakan dalam situasi informal, penting untuk memahami etika di sekitar penggunaannya. Terlalu cepat beralih ke banmal dalam situasi yang tidak sesuai bisa dianggap kurang sopan atau menghormati.
Beda Banmal dan Jondaemal
Penggunaan banmal juga dapat terlihat dalam media dan hiburan Korea, di mana karakter dalam drama atau acara televisi seringkali beralih antara bahasa formal dan informal untuk menciptakan nuansa tertentu atau menekankan hubungan antarkarakter.
Nah, kalau Anda masih bingung tentang banmal dan jondaemal, inilah beberapa perbedaan disertai dengan contohnya:
1. Tingkat Keakraban
Banmal adalah bentuk bahasa Korea yang cenderung lebih santai dan informal dan umumnya digunakan di antara teman yang usianya masih sebaya, sepupu, keluarga, atau teman dekat.
Penggunaan banmal ini bisa menciptakan suasana yang lebih akrab, santai dan ramah ketika bercakap-cakap. Beberapa ciri banmal melibatkan penggunaan akhiran kata kerja yang bersifat informal dan kata ganti yang lebih akrab.
Contoh banmal:
“안녕, 어디 갈래?” (Annyeong, eodi gallae?) – “Hai, mau ke mana?”
“뭐 먹을래?” (Mwo meogeullae?) – “Mau makan apa?”
“오늘 뭐 할 거야?” (Oneul mwo hal geoya?) – “Apa yang akan kita lakukan hari ini?”
Sementara jondaemal, atau bahasa formal, digunakan dalam situasi yang mengharuskan Anda untuk menghormati orang lebih tua. Misalnya, seperti berbicara dengan orang yang lebih tua, atasan, atau dalam konteks resmi.
Penggunaan jondaemal sendiri mencerminkan budaya menghargai terhadap senioritas dan posisi sosial yang lebih tinggi.
Contoh jondaemal:
“안녕하세요, 어디로 가시나요?” (Annyeonghaseyo, eodiro gasinayo?) – “Selamat pagi, hendak ke mana Anda pergi?”
“뭐 드시겠습니까?” (Mwo deusigesseumnikka?) – “Apa yang ingin Anda makan?”
“오늘은 어떤 일을 하실 건가요?” (Oneuleun eotteon ireul hasil geongayo?) – “Apa rencana Anda hari ini?”
Coba perhatikan perbedaan di antara kedua kalimatnya, lebih to the point banmal dibandingkan dengan jondaemal bukan?
2. Konteks dan Penggunaan
Perbedaan utama antara banmal dan jondaemal terletak pada tingkat formalitas dan konteks komunikasi. Pemilihan antara keduanya tergantung pada hubungan dan situasi.
Banmal cenderung digunakan di antara teman sebaya atau orang yang lebih muda, sementara jondaemal lebih cocok untuk interaksi formal atau dengan orang yang lebih tua.
3. Intonasi dan Sikap
Selain kata-kata yang digunakan, intonasi dan sikap juga memainkan peran penting dalam memahami apakah seseorang sedang menggunakan banmal atau jondaemal.
Jondaemal memiliki intonasi lebih kaku dengan sikap sopan, berbeda dengan banmal yang suasana percakapannya jauh lebih santai.
Nah, dalam percakapan sehari-hari, ternyata banmal dan jondaemal bisa dikombinasikan. Bahkan, dalam budaya Korea, seringkali terjadi perubahan antara banmal dan jondaemal tergantung pada dinamika hubungan dan konteks pembicaraan.
Misalnya, seorang teman dekat mungkin beralih ke banmal ketika suasana menjadi lebih santai, sementara seorang karyawan mungkin beralih ke jondaemal saat berbicara dengan atasan.
Cara Menggunakan Banmal Bahasa Korea
Pemahaman yang baik tentang konteks dan situasi sangat penting dalam menggunakan banmal dengan tepat. Kesalahan dalam menggunakan bahasa informal dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau kesalahpahaman dalam komunikasi.
Adapun cara tepat menggunakan banmal adalah sebagai berikut:
1. Lihat Kedekatan Hubungan Lawan Bicara
Penggunaan banmal sangat tergantung pada tingkat keakraban dan hubungan antar pembicara. Jadi, Anda bisa perhatikan siapa yang menjadi lawan bicara. Gunakan banmal hanya ketika Anda berbicara dengan teman sebaya, rekan kerja seumuran, atau orang yang memiliki tingkat hubungan yang akrab.
2. Hormati Orang yang Lebih Tua atau Berstatus Tinggi
Meskipun banmal adalah bahasa yang bisa menciptakan atmosfer santai, namun penting untuk tetap menghormati orang yang lebih tua atau jika lawan bicara Anda ternyata memiliki status sosial yang lebih tinggi.
Jika lawan bicara Anda ternyata jauh lebih tua atau sebenarnya masih muda namun memiliki kedudukan sosial tinggi, dalam bahasa Korea harus menggunakan bahasa formal atau jondaemal.
Bahasa jondaemal perlu digunakan ketika berbicara dengan orang yang memerlukan tingkat penghormatan lebih tinggi.
3. Perhatikan Lingkungan Sosial
Sesuaikan penggunaan banmal dengan lingkungan sosial tempat Anda berada. Di tempat-tempat formal seperti kantor atau acara resmi, lebih baik menggunakan bahasa formal.
Namun, di lingkungan informal seperti gathering atau temu kangen dengan teman-teman, banmal lebih sesuai untuk digunakan.
4. Kenali Konteks Percakapan
Sebelum menggunakan banmal, pertimbangkan konteks percakapan. Jika situasinya tidak memungkinkan penggunaan bahasa informal, lebih baik tetap menggunakan bahasa formal. Misalnya, di depan atasan di tempat kerja atau dalam situasi resmi lainnya.
5. Gunakan dengan Bijak di Tempat Kerja
Di lingkungan kerja, pemilihan penggunaan banmal butuh banyak pertimbangan menurut budaya Korea. Jika hubungan dengan rekan kerja sudah akrab, banmal bisa untuk Anda terapkan.
Namun, pastikan untuk menghindari penggunaan yang terlalu informal, terutama di hadapan atasan atau dalam situasi formal.
6. Pahami Nada dan Intonasi
Selain kata-kata, nada dan intonasi juga berperan penting dalam memahami apakah banmal digunakan dengan tepat atau tidak. Pastikan untuk menggunakan nada yang sesuai dengan tingkat keakraban dan hubungan antar pembicara.
Menggunakan banmal dalam bahasa Korea adalah seni yang memerlukan pemahaman mendalam terhadap konteks sosial. Jadi, Anda perlu memperhatikan bagaimana keakraban Anda dengan lawan bicara, apakah lawan bicara orang yang lebih tua, atau punya kedudukan sosial tinggi?
Jangan lupa juga untuk selalu memahami konteks percakapan agar Anda dapat mengaplikasikan banmal secara bijak. Jangan lupa bahwa sikap sopan dan hormat tetap menjadi landasan, bahkan dalam penggunaan bahasa informal sekalipun.
Dengan mengikuti aturan penggunaan banmal ini, Anda dapat menjalin komunikasi yang lancar dan bersahabat dalam kehidupan sehari-hari di Korea.
Banmal adalah hal yang tidak hanya sekadar bentuk bahasa, tetapi juga mencerminkan hubungan dan dinamika sosial dalam masyarakat Korea. Penggunaannya dapat menciptakan ikatan yang lebih erat antara individu dan menunjukkan tingkat keakraban di antara mereka.