Bagi para penggemar anime, istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan karakter adalah melalui kata sifat. Salah satu contohnya adalah bahasa Jepangnya bodoh. Frasa ini kerap muncul saat menonton anime atau drama Jepang lainnya.
Dengan semakin berkembangnya industri film, drama, dan anime di Indonesia, minat masyarakat terhadap pembelajaran bahasa Jepang pun meningkat pesat. Oleh karena itu, penting untuk memahami lebih lanjut kosakata “bodoh” dalam bahasa Jepang, beserta contoh kalimatnya.
Apa Bahasa Jepangnya Bodoh?
Dalam kamus bahasa Jepang, istilah “bodoh” disebut dengan kata “baka,” yang termasuk dalam golongan 2 atau na-keiyoushi. Seperti kebanyakan kata sifat golongan 2, “baka” dapat diposisikan sebagai kata benda.
Secara umum, “baka” dijelaskan sebagai suatu keadaan dimana seseorang memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah. Dalam kamus digital Daijiten, berikut penjelasan lengkap mengenai makna “baka“:
- Orang yang sering melakukan hal-hal sepele, bodoh, dan mustahil.
- Orang yang tidak berguna atau melakukan hal yang tidak penting.
- Hal-hal yang bersifat menggelikan, konyol, dan tidak masuk akal.
- Hal-hal yang membosankan dan tidak berguna.
Makna dari kata “baka” sendiri menjadi sangat luas tergantung pada konteks dan intonasi suara yang digunakan. Kata ini dapat berfungsi sebagai kata sifat atau keterangan, dan juga dapat digunakan sebagai umpatan yang diucapkan secara tunggal.
Kapan Sebaiknya Menggunakan Kata Baka?
Penting untuk dicatat bahwa arti kata baka dalam bahasa Jepang memiliki makna yang dapat dianggap ambigu. Meskipun pada dasarnya mengandung konotasi negatif, penggunaannya juga bisa bersifat candaan tergantung pada intonasi yang digunakan.
Idiom ini lebih umum digunakan oleh anak muda, terutama di kalangan mereka sebaya. Pengucapan kata “baka” sering terjadi dalam situasi ketika seseorang sedang marah, kesal, mengumpat, atau sedang bercanda.
Namun, perlu diingat bahwa kata “baka” dapat terdengar kasar atau kurang sopan. Oleh karena itu, disarankan untuk berhati-hati dalam menggunakannya, terutama saat berinteraksi dengan orang asing yang baru dikenal. Sebaiknya memilih kata dengan bijak agar tidak menyinggung perasaan mereka.
Penulisan Baka dalam Hiragana dan Katakana
Asal usul kata “Baka” dapat ditelusuri dari catatan sejarah Taiheiki yang mencatat penggunaan kata “bakamono” (馬鹿者) sebagai bentuk umpatan pada tahun 1342. Catatan tersebut mengisahkan seorang komandan yang dianggap bodoh karena tidak menghormati kaisar.
Kata “Baka” dalam penulisannya dapat menggunakan huruf kanji (馬鹿), yang terdiri dari dua karakter hewan, yaitu “uma” (馬) yang berarti kuda, dan “shika” (鹿) yang berarti rusa. Etimologi kata ini terkait dengan makhluk mitologi bernama “horse deer” atau “kuda rusa”.
Tak hanya itu, istilah ini juga dapat ditulis dengan huruf hiragana (ばか) atau katakana (バカ). Beberapa sumber menyebutkan bahwa kata “baka” dapat digunakan untuk merujuk pada orang yang mengalami kebangkrutan. Sebab, orang tersebut dianggap bodoh hingga mengalami kebangkrutan.
Meskipun penulisan “Baka” dengan hiragana atau katakana tidak memiliki aturan khusus, penggunaan katakana umumnya lebih sering terlihat, terutama dalam kalangan anak muda yang menggunakannya sebagai ungkapan gaul.
Berbagai Istilah Bodoh dalam Bahasa Jepang
Selain istilah baka dalam bahasa Jepang, terdapat sejumlah kata lain yang dapat digunakan untuk mengatakan seseorang “bodoh” atau memiliki level kecerdasan yang rendah. Beberapa kosakata tersebut mencakup:
1. Atama Ga Warui
Istilah pertama yang digunakan untuk menyatakan kata “bodoh” dalam bahasa Jepang adalah “atama ga warui“. Secara harfiah, idiom ini bermakna “kepalanya rusak atau buruk”. Istilah ini mengacu pada seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan rendah atau dianggap bodoh dalam ilmu pengetahuan.
2. Aho / Ahou
Ahou juga merupakan istilah yang dapat merujuk pada bahasa jepangnya bodoh atau idiot. Kata ini sering digunakan untuk merendahkan orang dan biasanya lebih sering digunakan oleh orang Kansai. Pengucapan yang umum untuk kata ini adalah “aho.”
3. Oraka
Oroka juga mencirikan seseorang dengan kecerdasan rendah, pemikiran lamban, dan kecenderungan melakukan hal-hal konyol. Akan tetapi, istilah ini umumnya merujuk kepada orang yang belum dewasa. Seseorang yang dianggap bodoh seringkali disebut dengan sebutan “oroka-mono.”
4. Manuke
Istilah “manuke” merujuk pada seseorang yang melakukan perbuatan bodoh atau konyol. Ini juga mencakup orang yang kata dan tindakannya tidak sesuai dengan situasi dan bersifat menyimpang. Secara umum, kata ini digunakan sebagai ejekan untuk merendahkan seseorang.
5. Bakayaro
Sementara itu, istilah “bakayaro” dapat dianggap sebagai tingkatan puncak dari kata “baka”. Kata ini terdiri dari dua kata, yaitu “baka” yang berarti bodoh, dan “yaro” panggilan kasar untuk menyebut seseorang. Dengan demikian, “bakayaro” memiliki makna sebagai orang yang sangat bodoh.
6. Noroma
Istilah “noroma” memiliki arti yang mirip dengan “baka,” yang merujuk kepada seseorang yang dianggap bodoh. Namun, penggunaan kata ini tidak umum lagi di kalangan anak muda, melainkan lebih sering digunakan oleh orang Jepang yang berusia 50 tahun ke atas.
7. Chikusho
Umpatan lain yang bisa digunakan selain kata “baka“, yaitu kata “chikusho“, yang berarti “sial”. Namun, kosakata ini tidak ditujukan untuk orang lain, melainkan kepada diri sendiri yang seringkali membuat kelalaian, seperti meninggalkan barang atau melupakan sesuatu tanpa sengaja.
Contoh Penggunaan Kata Baka
Penggunaan kata “baka” perlu dilakukan dengan penuh kehati-hatian agar tidak disalah artikan sebagai ungkapan kasar. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, idiom ini dapat digunakan secara humoris maupun sebagai ejekan.
“Baka” bisa menjadi bentuk candaan ketika digunakan dalam situasi yang menggelitik. Sebagai contoh, ketika teman berlari di lantai yang licin dan kemudian terpeleset. Anda bisa berseru, “Baka!” dengan maksud menyiratkan kekonyolan atau ketololan teman tersebut.
Namun, penting untuk tidak menggunakan kata “baka” secara berlebihan, karena dapat dianggap sebagai penghinaan. Penggunaan ini sebaiknya dibatasi, terutama ketika berinteraksi dengan teman atau keluarga.
Selain itu, pastikan untuk menghindari pengucapan kata ini secara sembarangan kepada orang asing. Sebab, hal ini dapat dianggap sebagai kata kasar atau umpatan yang tidak pantas. Untuk memperjelas pemahaman Anda dalam menggunakan kata baka, berikut kami berikan contoh kalimatnya:
- Berapa kali harus aku katakan agar mengerti, bodoh yah.
いったい何回言えば分かるんだよ、バカだなあ。
いったい なんかい いえば わかるんだよ、ばか だなあ。
Ittai nankai ieba wakaru nda yo, baka da naa. - Mengapa kau melakukan hal bodoh seperti itu?
何であんなバカなことをしたの?
なんで あんな ばかな ことを したの?
Nande an’na baka-na koto wo shita no? - Aku yang dulu (telah) berharap padamu adalah orang yang bodoh.
あなたに期待した私がバカだった。
あなたに きたい した わたしが ばか だった。
Anata ni kitai shita watashi ga baka datta
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa Jepangnya bodoh adalah “baka”. Kata ini dapat berfungsi sebagai kata sifat, keterangan, atau umpatan. Dengan memahami penggunaan kata ini, dapat memudahkan Anda dalam berkomunikasi dengan orang lain secara baik.