Apakah Anda pernah mendengar atau merasa familiar dengan istilah bullying? Dimana bullying artinya adalah segala bentuk perilaku yang bertujuan untuk menyakiti, menindas, atau melakukan kekerasan secara sengaja terhadap seseorang yang lebih lemah.
Pasalnya, kasus bullying dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi isu yang sering diperbincangkan karena dapat terjadi di mana saja, baik di lingkungan sekolah, tempat kerja, atau bahkan di media sosial.
Pertanyaanya, apa saja yang termasuk jenis bullying? kenapa bullying bisa terjadi dan bagaimana cara mengatasinya? Dapatkan jawaban lebih lengkapnya melalui penjelasan di bawah ini yuk!
Pengertian Bullying Artinya
Bullying merupakan tindakan agresi atau pelecehan yang dilakukan secara terus-menerus oleh satu atau beberapa orang terhadap seseorang yang lebih lemah atau kurang berdaya.
Bullying artinya bukan hanya tindakan fisik, seperti pukulan atau tendangan saja. Namun, bisa juga berupa tindakan verbal, seperti penghinaan, ejekan, atau merendahkan. Selain itu, tindakan bullying juga dapat bersifat psikologis, seperti isolasi sosial atau ancaman.
Sehingga, hal ini membuat korban bullying sering kali merasa takut dan tidak aman, sehingga dapat mengalami dampak negatif pada kesehatan mental dan fisiknya.
Maka dari itu, pencegahan dan penanganan bullying menjadi hal yang sangat penting di seluruh lapisan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi semua orang.
Jenis-Jenis Bullying
Sebelum mengetahui lebih jauh tentang penyebab dan cara mengatasinya, perlu bagi kita untuk mengenali jenis-jenis bullying yang umum terjadi antara lain:
1. Bullying Fisik
Bullying fisik adalah tindakan kekerasan fisik yang dilakukan secara sengaja oleh pelaku terhadap korban. Contohnya seperti meninju, menendang, menarik rambut, memukul, atau bahkan melakukan kekerasan seksual fisik.
2. Bullying Verbal
Sedangkan bullying verbal merupakan tindakan pelecehan yang dilakukan secara lisan oleh pelaku terhadap korban. Contohnya adalah mengolok-olok, mengejek, mengancam, atau bahkan mengucapkan kata-kata kasar.
3. Bullying Seksual
Kemudian, terdapat juga bullying seksual yang merupakan tindakan kekerasan seksual atau pelecehan yang dilakukan oleh pelaku terhadap korban.
Misalnya seperti komentar seksual yang tidak pantas, mengancam atau memaksa korban melakukan tindakan seksual tertentu, atau melakukan kontak fisik yang tidak diinginkan.
4. Bullying Relasional
Tak hanya itu saja, bullying relasional atau sosial juga kerap terjadi dan merupakan tindakan pelecehan yang dilakukan oleh pelaku dengan cara merusak hubungan sosial atau reputasi korban.
Contohnya mengisolasi korban dari kelompok teman, menyebarkan rumor yang tidak benar, atau bahkan menolak untuk berbicara dengan korban.
5. Cyber Bullying
Bullying cyber atau cyber bullying arinya adalah salah satu tindakan kekerasan atau pelecehan yang dilakukan melalui media sosial, pesan teks, atau email.
Contoh bullying seperti mengirim pesan yang tidak pantas, membuat akun palsu untuk melecehkan korban, atau mengunggah foto atau video yang mempermalukan.
6. Prejudicial Bullying
Jenis terakhir adalah prejudicial bullying atau bullying prasangka yang merupakan tindakan kekerasan atau pelecehan yang dilakukan terhadap korban karena perbedaan budaya, agama, orientasi seksual, atau identitas gender.
Contohnya berupa mengolok-olok atau memojokkan korban karena agama atau rasnya, atau menghina korban karena identitas gender atau orientasi seksualnya.
Faktor Penyebab Bullying
Tindakan bullying umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari lingkungan keluarga, pergaulan, maupun media sosial. Berikut ini penjelasannya.
1. Faktor Keluarga
Keluarga adalah lingkungan pertama di mana seorang anak belajar tentang hubungan sosial dan emosi. Kondisi keluarga yang tidak sehat seperti kekerasan, pengabaian, atau kurangnya perhatian dari orang tua dapat menyebabkan anak mengalami masalah perilaku dan kesulitan mengelola emosi.
Selain itu, anak yang sering menjadi saksi kekerasan dalam rumah tangga atau perilaku agresif orang tua, bisa saja mempelajari perilaku tersebut dan mengaplikasikannya pada orang lain. Sehingga, dapat mempengaruhi cara anak berinteraksi dengan dunia sekitar dan memicu perilaku bullying.
2. Faktor Teman Sebaya
Selain keluarga, teman sebaya juga menjadi faktor penting dalam membentuk kepribadian dan perilaku anak. Kelompok teman yang terdiri dari orang-orang yang mendorong tindakan bullying atau membenarkan perilaku tersebut dapat mempengaruhi anak untuk melakukan hal yang sama.
Sebaliknya, kelompok teman yang menyatakan tidak setuju dengan tindakan bullying dapat mempengaruhi anak untuk tidak melakukan tindakan tersebut. Dalam hal ini, tekanan dari teman sebaya menjadi faktor yang memicu perilaku bullying.
3. Faktor Media Sosial
Penggunaan media sosial sosial yang tidak sehat seperti menyebarkan rumor atau melecehkan orang lain dapat menjadi faktor penyebab bullying.
Anonimitas media sosial dapat membuat orang merasa lebih nyaman dalam melakukan tindakan yang tidak diinginkan, termasuk bullying. Dalam beberapa kasus, penggunaan media sosial bahkan dapat memperluas dampak bullying dan membuatnya semakin sulit untuk diatasi.
4. Faktor Kepribadian
Beberapa faktor kepribadian seperti ketidakmampuan untuk mengelola emosi, kurangnya rasa empati, dan kecenderungan untuk bersikap agresif juga dapat memicu perilaku bullying. Kepribadian yang bermasalah bisa menjadi faktor yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan bullying.
Cara Mengatasi Bullying
Kasus bullying apabila dibiarkan terlalu lama, bisa memberikan dampak yang lebih buruk terhadap kesehatan fisik maupun mental korban. Maka, ada baiknya kita mulai mengambil langkah untuk mengatasi hal tersebut dengan cara:
1. Deteksi Bullying Sejak Dini
Deteksi dini sangat memungkinkan tindakan dini yang lebih efektif, sebelum bullying berkembang menjadi sesuatu yang lebih serius. Penting untuk mengenali tanda-tanda bullying seperti perilaku agresif, perlakuan yang tidak adil, atau perubahan dalam perilaku dan keadaan emosi korban.
2. Pemberian Sosialisasi Tentang Bullying
Sosialisasi tentang bullying dapat membantu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang masalah ini. Sekolah dan institusi pendidikan dapat menyelenggarakan program edukasi tentang bullying, seperti tanda-tanda bullying, dampaknya pada korban, cara untuk mengatasi dan mencegahnya.
3. Memberikan Dukungan Kepada Korban
Korban bullying membutuhkan dukungan untuk membantu mereka mengatasi efek dari tindakan tersebut dalam mengembalikan rasa percaya diri mereka.
Dukungan dapat berupa mendengarkan, menawarkan bantuan, dan memberikan kesempatan untuk berbicara dan membagikan pengalaman. Ini dapat membantu korban merasa lebih dihargai dan diakui, serta memberikan kepercayaan diri yang hilang.
4. Membuat Peraturan Tegas Tentang Bullying
Peraturan tegas tentang bullying dapat membantu mencegah terjadinya tindakan tersebut dan memberikan konsekuensi bagi pelaku. Institusi pendidikan atau organisasi lainnya dapat menetapkan kebijakan yang jelas dan tegas tentang bullying, termasuk sanksi dan tindakan pencegahan.
5. Memberikan Teladan yang Baik
Orang dewasa, termasuk staf pendidik, orang tua, dan pemimpin organisasi, harus memberikan teladan yang baik dengan tidak mentoleransi perilaku yang tidak sesuai dan memberikan perhatian pada keamanan dan kesejahteraan anak-anak.
Dengan menunjukkan sikap yang positif dan menghargai keragaman, orang dewasa dapat memberikan contoh yang baik bagi anak-anak dan mencegah terjadinya tindakan bullying.
Melakukan Tindakan bullying artinya adalah tindakan agresi atau bentuk kekerasan yang memiliki dampak serius pada kesehatan mental maupun fisik korban. Maka dari itu, Mari bersama-sama menciptakan lingkungan yang bebas dari tindakan bullying.