Goro-goro artinya adalah mendengkur, bermalas-malasan, atau menggelegar. Kata yang satu ini banyak digunakan dalam Bahasa Jepang ketika ingin menyatakan seseorang yang sedang membuang-buang waktu dengan bermalas-malasan.
Tata bahasa dalam Bahasa Jepang memang cukup banyak dan rumit salah satunya adalah onomatope. Goro-goro sendiri merupakan salah satu jenis onomatope yang banyak digunakan dalam percakapan Bahasa Jepang.
Anda masih kebingungan dengan cara penggunaan goro-goro dan apa itu onomatope? Jika iya, maka Anda sudah berada di website yang tepat karena disini akan dibahas secara lengkap mengenai keduanya sehingga akan menjawab semua pertanyaan Anda.
Goro-goro Artinya Apa?
Sebagaimana yang sudah disebutkan sebelumnya, arti goro-goro adalah mendengkur, bermalas-malasan, atau menggelegar. Kata ini bisa digunakan untuk menggambar kondisi dimana seseorang tidak melakukan kegiatan apapun atau bermalas-malasan.
Kata ini juga bisa digunakan untuk menggambarkan seseorang yang melakukan gerakan berulang-ulang tanpa tujuan yang pasti. Selain itu, kata ini juga bisa digunakan untuk menggambarkan bunyi gemuruh yang dihasilkan oleh petir dan bunyi perut lapar yang sampai keroncongan.
Agar lebih memahami penggunaan kata onomatope yang satu ini, bisa Anda simak contoh kalimat di bawah ini:
- Bahasa Jepang: 猫がゴロゴロ喉を鳴らします.
Latin: Neko ga goro-goro nodo o narashite i-masu.
Bahasa Indonesia: Kucingnya mendengkur.
Apa Itu Onomatope?
Goro artinya mendengkur, bermalas-malasan, atau menggelegar merupakan salah satu jenis onomatope. Onomatope atau onomatopoeia adalah sebuah kata yang ada dalam Bahasa Jepang yang menirukan bunyi baik benda mati atau hidup yang ada di lingkungan sekitar.
Tujuan adanya onomatope adalah agar pembaca tulisan atau lawan bicara dapat menikmati dan memahami kalimat yang ditulis atau diucapkan secara lebih utuh atau paham. Penggunaan onomatope merupakan salah satu bentuk usaha agar nuansa atau kondisi dapat tersampaikan dengan baik.
Dalam Bahasa Jepang, ada beberapa jenis onomatope yakni:
- Pertama, gitaigo adalah bunyi atau suara yang menggambarkan sebuah kondisi atau keadaan. Contoh rasa lengket yang disebabkan karena cuaca lembab.
- Kedua, gijougo adalah bunyi atau suara yang menunjukkan perasaan manusia. Contoh deg-degan dan senang.
- Ketiga, giongo adalah bunyi atau suara yang dibuat oleh alam dan benda mati. Contohnya angin dan kendaraan bermotor.
- Keempat, giseigo adalah bunyi atau suara dari makhluk hidup. Contohnya manusia dan hewan.
- Kelima, giyougo adalah bunyi atau suara yang mengekspresikan berbagai gerakan yang dilakukan secara deskriptif. Contoh berjalan-jalan.
Nah, jika melihat kelima jenis onomatope diatas, maka kata goro-goro artinya termasuk ke dalam jenis giongo karena digunakan untuk menirukan suara atau bunyi yang dihasilkan di alam yakni gemuruh petir atau suara perut lapar.
Kata yang satu ini banyak digunakan dalam percakapan sehari-hari seiring kemajuan zaman karena terdengar menggemaskan ketika diucapkan. Sehingga selain penggunaan untuk menggambarkan bunyi gemuruh, kata ini juga banyak digunakan untuk menggambarkan kegiatan bermalas-malasan.
Kata-Kata Onomatope dalam Bahasa Jepang
Dan tahukah Anda jika masih banyak kata dalam Bahasa Jepang yang termasuk onomatope dan menghasilkan suara yang terdengar imut dan lucu? Dengan penuturan yang imut dan lucu, membuat beberapa kata onomatope berkembang penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Simak pembahasan beberapa kata onomatope di bawah ini yang banyak digunakan dalam percakapan sehari-hari orang Jepang.
1. Pocchari
Kata yang pertama adalah Pocchari. Kata ini termasuk ke dalam kata-kata onomatope yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang chubby dan menggemaskan.
Kata ini banyak digunakan dalam percakapan sehari-hari atau dituliskan dalam percakapan di anime atau manga untuk menggambarkan atau menekankan kegemasan seseorang.
2. Fuwafuwa
Fuwafuwa merupakan kata onomatope dengan suara imut selanjutnya adalah fuwafuwa. Kata ini digunakan untuk menggambarkan situasi atau kondisi ketika ada makanan yang bertekstur fluffy dan sangat lembut.
Penggambaran makanan yang biasanya ditambahkan dengan kata fuwafuwa adalah seperti marshmallow, roti, puding, dan lain sebagainya yang bertekstur lembut.
3. Peko Peko
Selain menggunakan goro-goro artinya gemuruh, menggambarkan perut yang sangat lapar atau keroncongan bisa menggunakan kata peko peko. Peko peko digunakan untuk menggambarkan bunyi perut yang lapar dan keroncongan.
Selain menggambarkan rasa lapar, peko peko bisa juga digunakan untuk menggambarkan kondisi menurut, membungkuk, atau bersujud. Kata onomatope yang satu ini banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Mochi Mochi
Kata onomatope selanjutnya yang banyak digunakan dan terkesan imut adalah mochi mochi. Kata yang satu ini digunakan untuk menggambarkan tekstur makanan yang kenyal contohnya seperti mochi yakni makanan khas Jepang.
5. Mogu Mogu
Jika ingin menggambarkan keadaan makan yang sangat lahap atau kejadian mengunyah makanan, kata onomatope mogu mogu bisa Anda gunakan. Kata ini mirip dengan “nyam nyam” jika dalam Bahasa Indonesia.
Biasanya kata mogu mogu banyak dituliskan dalam percakapan di anime atau manga sehingga pembaca atau penonton tergambar dengan jelas bahwa tokoh dalam anime atau manga tersebut sedang makan dengan lahap.
6. Puchi Puchi
Jika ingin menggambarkan atau mendeskripsikan sebuah objek yang sangat lentur atau elastis, maka Anda bisa menggunakan kata onomatope puchi puchi.
Selain untuk mendeskripsikan objek yang lentur, puchi puchi juga bisa digunakan untuk menggambarkan bunyi atau suara yang dihasilkan oleh bubble wrap ketika meletus.
7. Saku Saku
Masih berhubungan dengan tekstur objek atau makanan. Saku saku digunakan untuk menggambarkan tekstur objek atau makanan yang renyah. Contohnya seperti buah apel, salju, kulit pai, biskuit, dan lain sebagainya.
Saku saku banyak digunakan dalam penulisan anime atau manga dengan tujuan agar penonton atau pembaca dapat mengetahui dengan jelas bahwa objek atau makanan tersebut memiliki tekstur yang renyah atau sangat renyah.
8. Icha Icha
Kata onomatope yang kedelapan adalah icha icha. Kata ini digunakan untuk menggambarkan perilaku seseorang yang berlaku mesra, intim, sensitif atau genit. Icha icha sering digunakan untuk menekankan kondisi atau situasi ketika dua orang sedang bermesraan.
9. Nyan
Kata onomatope selanjutnya adalah Nyan dimana digunakan untuk menggambarkan suara atau bunyi suara kucing. Onomatope ini masuk ke dalam jenis giseigo dan banyak digunakan untuk menggambarkan suara kucing yang lembut dan mengeong.
10. Noro Noro
Noro noro digunakan untuk menggambarkan sebuah kondisi dimana seseorang atau kendaraan bergerak dengan lambat. Kata ini sangat sering digunakan pada anime atau manga agar penonton atau pembaca lebih memahami keadaan yang diceritakan pada anime atau manga tersebut.
Beberapa kata onomatope di atas hanyalah sebagian kecil yang digunakan dalam percakapan, anime atau manga di Bahasa Jepang. Selain beberapa yang disebutkan di atas, masih banyak lagi kata onomatope yang ditambahkan dalam kalimat untuk menekankan suara, bunyi, dan kondisi yang terjadi.
Salah satu yang banyak digunakan adalah goro goro artinya gemuruh sebagaimana yang sudah dibahas arti dan penggunaannya secara lengkap di artikel ini. Memahami penggunaan kata onomatope akan mempermudah Anda ketika praktek langsung dalam percakapan sehari-hari. Semoga bermanfaat.