Jumlah Penduduk Jepang Saat Ini, Kekurangan Populasi?

Jumlah Penduduk Jepang, Tantangan di Tengah Krisis Populasi

Jepang adalah salah satu negara paling maju yang ada di benua Asia atau lebih tepatnya di Asia Timur. Dibandingkan dengan luas negaranya, jumlah penduduk Jepang tergolong cukup padat yang terutama terpusat di kota-kota besar seperti Tokyo.

Namun negara maju seperti Jepang tentu tidak berjalan tanpa masalah. Salah satu masalah yang kini banyak diketahui adalah permasalahan populasi. Ya, mereka dihadapkan dengan masalah jumlah penduduk Jepang saat ini yang terancam karena krisis populasi.

Jumlah Penduduk Jepang Saat ini

Jumlah Penduduk Jepang Saat ini

Mungkin banyak dari Anda yang bertanya berapa jumlah penduduk di Jepang saat ini. Menurut Badan Pusat Statistik Jepang pada 2021, jumlah penduduk di Negri Matahari Terbit tersebut sekitar 126 juta jiwa.

Jumlah yang cukup padat jika dibandingkan dengan luas wilayah negaranya yang hanya 377,973 km2. Penduduk Jepang banyak terpusat di kota-kota besar seperti Tokyo, Osaka, dan Hiroshima.

Akan tetapi tak seperti negara berkembang yang jumlah penduduknya cenderung terus bertambah, Jepang dihadapkan dengan ancaman krisis populasi karena jika kondisi saat ini terus berlanjut, maka pada tahun 2050 penduduk Jepang akan tersisa 100 juta jiwa saja.

Hal ini mengancam segala aspek vital di Jepang seperti perekonomian. Oleh karena itu pemerintah Jepang berusaha keras untuk meningkatkan kembali jumlah penduduk untuk menjaga kestabilitas negara mereka.

Faktor Menurunnya Jumlah Penduduk Jepang

Ada beberapa faktor kenapa populasi penduduk di Jepang mengalami penurunan yang cukup pesat dan mengkhawatirkan, diantaranya :

1. Tingkat Kelahiran yang Rendah

Tingkat Kelahiran yang Rendah

Dalam beberapa tahun terakhir statistik mengatakan bahwa angka kelahiran di Jepang sangatlah rendah. Hal ini disebabkan karena banyak masyarakat Jepang dengan usia menikah yang enggan menikah.

Bahkan ketika mereka menikah mereka tidak ingin memiliki anak. Fenomena ini tak luput dari adanya faktor ekonomi dan sosial. Contohnya seperti perubahan peran perempuan di tempat kerja. Banyak perempuan di Jepang yang lebih memilih untuk fokus mengembangkan karir mereka daripada membentuk keluarga.

Dari segi ekonomi, membentuk keluarga dan menumbuhkan anak juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Apalagi dengan semakin meningkatnya harga kebutuhan bahan pokok yang membuat biaya hidup menjadi semakin mahal.

Ada kekhawatiran yang muncul ketika mereka memiliki anak maka mereka tidak bisa membesarkan anak tersebut dengan baik atau membuatnya bahagia. Salah satunya karena faktor ekonomi tersebut.

2. Usia Harapan Hidup yang Meningkat

Usia Harapan Hidup yang Meningkat

Majunya negara Jepang dapat tercermin dari meningkatnya usia harapan hidup masyarakatnya. Jepang sendiri memiliki tingkat usia harapan hidup terbaik di dunia. Artinya negara ini memiliki masyarakat dengan usia di atas 65 tahun yang cukup banyak.

Hal ini disebabkan oleh baiknya tingkat pendidikan sehingga meningkatkan kesadaran masyarakatnya untuk hidup sehat. Selain itu fasilitas kesehatan dan kesejahteraan sosialnya pun juga sangat baik sehingga masyarakatnya bisa hidup lebih lama.

Namun meskipun hal ini menjadi indikator yang bagus untuk kesejahteraan sosial dan dunia kesehatan, namun usia harapan hidup yang meningkat dapat membuat jumlah penduduk usia lanjut di Jepang menjadi semakin banyak.

Sekaligus menjadi tekanan bagi dunia sistem kesehatan dan kesejahteraan sosial.

3. Kurangnya Dukungan untuk Keluarga Muda

Kurangnya Dukungan untuk Keluarga Muda

Seperti yang kita semua ketahui masyarakat Jepang merupakan masyarakat yang memiliki etos kerja tinggi sehingga kurang memiliki waktu dengan keluarga. Salah satu yang membuat banyak orang tidak mau berkeluarga dan punya anak adalah kurangnya dukungan untuk keluarga muda.

Seperti sedikitnya jumlah tempat penitipan anak. Ini membuat orang-orang khawatir anak mereka tidak mendapatkan perhatian selagi orang tuanya bekerja.

4. Peningkatan Urbanisasi

Peningkatan Urbanisasi

Dalam beberapa tahun terakhir tingkat urbanisasi di Jepang meningkat pesat. Banyak masyarakat usia produktif yang memilih untuk pindah dan bekerja di kota-kota besar seperti Tokyo dan Osaka. Hal ini juga turut berkontribusi dalam menurunnya dukungan pada keluarga muda.

Contohnya seperti semakin susahnya mendapatkan properti dengan harga terjangkau di kota besar. Sehingga banyak anak muda yang enggan menikah dan membangun keluarga karena khawatir sulit mendapatkan tempat tinggal yang layak dan dekat dengan tempat mereka bekerja.

Selain itu minimnya tempat penitipan anak juga membuat anak muda berpikir dua kali untuk menikah dan memiliki anak, karena khawatir tidak bisa memberikan perhatian penuh kepada anak mereka.

5. Tingkat Imigrasi Rendah

Tingkat Imigrasi Rendah

Meskipun memiliki status sebagai negara maju, ternyata Jepang memiliki tingkat imigrasi yang rendah jika dibandingkan dengan negara lain. Fakta ini juga berkontribusi pada semakin rendahnya jumlah penduduk Jepang.

Pertumbuhan populasi menjadi terhambat dengan rendahnya imigran yang ada di Jepang. Meski demikian, pemerintah Jepang telah berupaya untuk menarik imigran ke negara mereka. Namun ada banyak tantangan yang harus diselesaikan.

Seperti kurangnya fasilitas yang ramah untuk para imigran, dan juga perbedaan budaya yang cukup signifikan sehingga kebanyakan membuat para imigran kesulitan dalam beradaptasi.

6. Masalah Ekonomi dan Sosial

Masalah Ekonomi dan Sosial

Jepang memang dikenal sebagai negara maju dan memiliki tingkat GDP yang tinggi. Tapi meski demikian tetap saja masalah ekonomi dan sosial tetap menghinggapi negara maju seperti Jepang. Masalah tersebut seperti banyaknya pengangguran, beban kerja yang terlalu tinggi, dan biaya hidup mahal.

Masalah-masalah tersebut seringkali menjadi alasan kenapa banyak anak muda yang enggan menikah dan mempunyai anak. Sayangnya karena banyak yang berpikir demikian membuat populasi negara Jepang terancam berkurang secara siginifikan.

Dampak dari Menurunnya Jumlah Penduduk Jepang

Dampak dari Menurunnya Jumlah Penduduk Jepang

1. Penurunan Tenaga Kerja

Jika situasi saat ini berlanjut dalam waktu yang lama, maka dampak buruk yang dapat terjadi di masa depan adalah kurangnya tenaga kerja akibat sedikitnya jumlah usia produktif. Hal ini bisa berakibat pada menurunnya produktivitas dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Jepang.

2. Penurunan Daya Beli

Transaksi jual beli adalah salah satu aktivitas yang menghidupkan roda ekonomi di suatu negara. Ketika jumlah populasi suatu negara menurun secara drastis, maka akan berpengaruh pada menurunnya daya beli.

Layaknya domino effect, hal ini membuat perekonomian di Jepang akan melambat suatu hari nanti dan tentunya mereka tidak mengharapkan hal ini terjadi.

3. Menurunnya Kekuatan Militer

Kekuatan militer sebuah negara tentunya membutuhkan peremajaan secara berkala. Akan tetapi jika jumlah penduduknya kurang maka dikhawatirkan akan berpengaruh pada jumlah tentara militer di negara tersebut.

Hal ini dapat menyebabkan menurunnya kualitas pertahanan militer dari Jepang dan juga bisa berpengaruh pada hubungan dengan negara-negara tetangga.

4. Perubahan Struktur Sosial

Penurunan jumlah penduduk secara drastis dalam waktu singkat bisa saja merubah struktur sosial yang sudah ada. Menyebabkan Jepang akan kesulitan dalam merawat dan melestarikan kebudayaan mereka yang sudah ada selama ratusan tahun.

Jumlah penduduk Jepang memang masih tergolong pada untuk saat ini. Namun rendahnya kemauan warganya untuk berkeluarga dan memiliki anak kini menjadi masalah serius yang harus secepatnya diselesaikan oleh pemerintah Negeri Matahari Terbit tersebut agar kelak tidak menjadi masalah yang semakin besar.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *