Okimasu (起きます) merupakan kosa kata dalam Bahasa Jepang yang kerap digunakan untuk menggambarkan sebuah tindakan. Oleh sebab itu, kosa kata satu ini masuk ke dalam kata kerja. Dalam bahasa Indonesia, istillah tersebut berarti “membangun” dengan kata dasar “bangun”.
Sama seperti Bahasa Indonesia, penggunaan kata kerja dalam Bahasa Jepang juga bisa mengalami perubahan bentuk hingga arti. MIsalnya, dari “membangun: menjadi “dibangun”. Meski sama-sama memiliki kata dasar “bangun”, namun “membangun” dan “dibangun” memiliki makna yang berbeda.
Untuk itu, penting bagi Anda untuk memahami terlebih dahulu konteks penggunaan kata kerja Bahasa Jepang. Dengan begitu, komunikasi Bahasa Jepang pun akan jadi lebih mudah untuk menghindari salah paham. Karena itulah, simak penjelasan selengkapnya di sini.
Bentuk Umum Kata Kerja Okimasu (起きます)
Dalam penggunaannya, 起きます memiliki beberapa bentuk umum. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, setiap bentuk kata kerja ini memiliki arti dan makna yang berbeda. Setidaknya, ada bentuk umum dari penggunaan kata kerja tersebut. Apa saja?
1. Bentuk Present Polite/Resmi
Sesuai dengan namanya, bentuk kata kerja yang present polite/resmi ini biasanya digunakan dalam situasi yang formal atau sopan. Misalnya, upacara pernikahan dan rangkaian acara lainnya. Penggunaan kata yang sopan dan formal akan membuat acara jadi terkesan lebih elegan dan berkelas.
Selain itu, penggunaan kata kerja berbentuk polite/resmi juga wajib digunakan saat melakukan percakapan dengan orang yang lebih tua, atasan, atau siapapun yang dirasa belum akrab. Penggunaan kata tersebut dapat memberikan kesan sopan dan menghormati.
Agar tidak bingung, berikut ini adalah contoh penggunaan kata kerja 起きます yang sering ditemukan di kehidupan sehari-hari:
- Sabiru-san wa maiasa hayaku okimasu (Tuan Sabiru bangun lebih awal setiap pagi)
- Shin nyuushain wa hayaku okiru koto ga taisetsu desu. (Bagi para pegawai baru, bangun lebih awal itu penting)
Sebagai informasi, kata kerja 起きます masuk dalam bentuk positif. Sementara itu, untuk bentuk negatifnya ada 起きません (okimasen) atau jika diartikan dalam Bahasa Indonesia, maknanya adalah “tidak bangun” atau “tidak membuka”. Contoh aplikasinya pada kalimat adalah:
- Asa hayaku okimasen deshita (Saya tidak bangun lebih awal di pagi hari)
- Gomen nasai, okurete shimatte, osoku okimasen deshita (Maaf, saya terlambat dan saya tidak bangun lebih awal)
2. Bentuk Masa Lalu Polite/Resmi
Meski sebenarnya bentuk kata ini sama dengan sebelumnya, namun hati-hati! Di sini, ada kata “masa lalu” yang mengindikasikan kata kerja sudah dilakuka di masa lalu. Singkatnya, pola kata kerja satu ini banyak digunakan dalam menyatakan sebuah tindakan yang sudah dlakukan di masa lampau,
Dengan demikian, bentuk kata kerja 起きます pun jadi berubah menjadi 起きました (okimashita) jika digunakan dalam konteks masa lalu. Meski begitu, artinya dalam Bahasa Indonesia masih sama yaitu “bangun” atau “membangun”.
Secara umum, penggunaan okimashita kerap digunakan dalam konteks percakapan resmi atau formal yang rujukan utamanya adalah peristiwa yang sudah terjadi di masa lalu dengan cara yang sangat sopan hingga menghormati. Adapun contoh penggunaannya adalah:
- Kinou wa asa hayaku okimashita (Kemarin saya bangun lebih awal di pagi hari)
- Kaigi ni okurenai you ni hayaku okimashita (Saya bangun lebih awal agar tidak terlambat ke rapat)
Okimasitha juga memiliki bentuk negatif, 起きませんでした (okimasen deshita) yang artinya adalah “tidak bangun” atau “tidak membuka”. Konteks kalimat negatif yang digunakan untuk merujuk pada konteks masa lalu adalah:
- Kinou wa nebou shite shimai, asa hayaku okimasen deshita (Kemarin saya terlambat bangun dan tidak bangun lebih awal di pagi hari)
- Sono toki, keihou ga natte, sugu ni okimasen deshita (Waktu itu alarm bunyi, tapi saya tidak bangun segera)
3. Bentuk Perintah (Imperatif)
Dalam penggunaan Bahasa Jepang, bentuk imperative ini digunakan saat memberikan instruksi atau permintaan kepada seseorang dengan sopan dan resmi. Umumnya, penggunaan bentuk ini tergantung dengan jenis kata kerja yang digunakan. Jadi, bisa berbantuk positif dan negative.
Dalam bentuk imperative positif, kata kerja 起きますdapat berubah bentuk menjadi okite kudasai (起きてください) yang jika diartikan dalam Bahasa Indonesia artinya “bangunlah” atau “membangunlah”. Adapun contoh kalimat te okimasu tersebut adalah sebagai berikut:
- Otousan, ashita hayai kara, okite kudasai ne (Ayah, besok pagi-pagi, tolong bangun ya)
- Shachou, kaigi wa hachi-ji kara nano de, hayaku okite kudasai (Pak Presiden, karena rapat dimulai jam delapan, tolong bangun lebih awal)
- Konban no shokuji no junbi o tetsudatte hoshii node, hayaku okite kudasai (Saya ingin bantuanmu untuk menyiapkan makan malam, jadi tolong bangun lebih awal)
Sementara itu, bentuk inperatif negatif biasanya digunakan dalam menyatakan sebuah larangan atau permintaan untuk tidak melakukan sesuatu dengan sopan. Untuk itu, kata kerjanya pun mengalami perubahan dari okite kudasai menjadi okinai de kudasai (起きないでください).
Dalam Bahasa Indonesia, okinai de kudasai dapat berarti “jangan bangun” atau “jangan membuka”. Berikut ini adalah contoh penggunaannya di dalam sebuah kalimat:
- Onegai desu kara, souchou okinai de kudasai (Tolong, jangan bangun terlalu awal)
4. Bentuk Berubah (Masu)
Bentuk berubah (maru) biasanya kerap digunakan untuk menyatakan tindakan yang sopan, formal dan resmi. Biasanya, bentuk maru dalam kata kerja digunakan untuk percakapan sehari-hari di situasi yang perlu kesopanan dan kepolosan.
Seperti diketahui okimasu artinya adalah “bangun” atau “membangun”. Namun sebenarnya, kata dasar utamanya adalah 起きる(okiru) yang berarti “bangun” jika ditelaah dari bentuk dasar non polite. Namun karena berubah bentuk dalam bentuk maru, maka katanya pun berubah menjadi 起きます.
Adapun contoh sederhana penggunaannya pada kalimat antara lain:
- Saya akan bangun lebih awal pagi ini
- Saya bangun setiap hari pukul enam
Pada akhirnya, keempat bentuk kata kerja tersebut berasal dari kata dasar yang sama. Hanya saja, konteks penggunaan dan waktunya yang membuat kata kerja tersebut sampai memiliki beberapa bentuk yang harus dipahami.
Kata Kerja Okimasu Masuk Golongan Berapa?
Dalam Bahasa Jepang, kata kerja setidaknya dibagi menjadi beberapa golongan. Berdasarkan pola perubahan bentuk dasarnya, ada 3 macam golongan kata kerja Bahasa Jepang, yaitu:
- Golongan Pertama (Ichidan Doushi): Perubahan bentuk dasar dengan mengganti akhiran “ru” menjadi “masu”
- Golongan Kedua (Nidan Doushi): Perubahan bentuk dasar dengan mengganti akhiran “e” dengan “a” atau “I” sebelum menambahkan “masu”
- Golongan Ketiga (Sidan Doushi): Perubahan bentuk dasar yang tidak mengikuti pola khusus. Contoh dari perubahan yang unik tersebut adalah kata kerja 行く (iku) yang artinya pergi kemudian berubah menjadi 行きます (ikimasu) yang artinya saya pergi.
Dengan memahami golongan dari kata kerja dalam Bahasa Jepang ini, Anda jadi bisa dengan mudah mengidentifikasi bagaimana penggunaannya. Oleh sebab itu, jangan pernah ragu untuk mempelajarinya.
Berdasarkan pembahasan tersebut, bisa disimpulkan bahwa (起きます) merupakan salah satu kosa kate kerja dalam Bahasa Jepang yang masuk ke golongan pertama (Ichidan Doushi). Hal ini disebabkan karena terdapat perubahan akhiran “ru” menjadi “masu”.
Dalam konteks kata kerja (起きます), terjadi perubahan bentuk kata dasar “okiru” (起きる) menjadi “okimasu” (起きます). Adapun kata kerja tersebut biasanya digunakan dalam acara atau percakapan yang formal dan resmi.