Dalam perjalanan memahami bahasa Jepang, kita seringkali menemui kata-kata yang memiliki makna mendalam dan kontekstual. Salah satu kata yang menarik untuk dijelajahi adalah (知って), yang dibaca shitte. Shitte artinya adalah tahu, yang berasal dari shiru dalam bahasa Jepang.
Dalam bahasa Jepang, shitte sering digunakan untuk menyiratkan pemahaman yang lebih dalam, melebihi sekadar pengetahuan faktual. Kata ini mencakup dimensi emosional dan spiritual, menandakan bahwa seseorang tidak hanya mengetahui sesuatu secara intelektual, tapi juga secara batin.
Konsep ini mencerminkan pentingnya pengalaman pribadi dan hubungan antarindividu dalam budaya Jepang, di mana pemahaman tidak hanya terletak pada fakta, tetapi juga pada rasa dan pengalaman bersama.
Definisi Kata Shitte Artinya
Kata shitte (知って) dalam bahasa Jepang memiliki arti dasar “tahu” atau “mengetahui.” Secara harfiah, kata ini berasal dari bentuk dasar “shiru” yang juga berarti “tahu.” Namun, perlu dicatat bahwa penggunaan shitte tidak hanya merujuk pada pengetahuan fakta atau informasi saja.
Kata tersebut juga mengandung arti dalam konsep emosional dan spiritual. Dalam konteks percakapan sehari-hari, shitte sering digunakan untuk mengekspresikan pemahaman atau kesadaran seseorang terhadap suatu hal.
Pemahaman ini tidak hanya bersifat intelektual, tetapi juga mencakup unsur perasaan dan pengalaman batin. Dengan kata lain, ketika seseorang menggunakan shitte, mereka mungkin ingin menyampaikan bahwa mereka tidak hanya mengetahui sesuatu secara factual.
Anda juga perlu memahaminya secara lebih mendalam, termasuk nuansa perasaan atau konteks yang lebih luas. Penggunaan kata shitte juga mencerminkan budaya Jepang yang menempatkan nilai tinggi pada pengalaman pribadi, hubungan interpersonal, dan hubungan terhadap orang lain.
5 Arti Kata Shitte dalam Bahasa Jepang
Berikut ini merupakan 5 arti kata shitte dalam bahasa Jepang yang jarang diketahui oleh orang awam. Yuk simak selengkapnya dalam uraian di bawah ini, ya!
1. Pengetahuan Faktual
Arti pertama dari kata shitte adalah pengetahuan faktual atau informasi. Dalam konteks ini, kata ini digunakan untuk menyiratkan pemahaman atau pengetahuan seseorang tentang suatu hal.
Misalnya, ketika seseorang bertanya tentang suatu topik, jawaban “shitte iru” (tahu) menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki pengetahuan tentang topik tersebut.
2. Pemahaman Emosi
Dalam situasi di mana seseorang berbagi pengalaman pribadi atau perasaannya, penggunaan shitte menunjukkan empati dan pemahaman terhadap aspek emosional dari situasi tersebut.
3. Kesadaran Terhadap Situasi
Penggunaan kata shitte dapat menunjukkan bahwa seseorang tidak hanya mengetahui sesuatu secara umum, tetapi juga memahami bagaimana informasi atau pengetahuan tersebut berhubungan dengan konteks tertentu.
4. Pemahaman Spiritual
Dalam konteks budaya dan filosofi Jepang, shitte kadang-kadang merujuk pada pemahaman spiritual atau konsep-konsep filosofis yang melampaui dimensi materi atau fisik. Kata ini dapat digunakan untuk menyiratkan pemahaman mendalam tentang aspek-aspek kehidupan.
5. Pemahaman Antar Pribadi
Penggunaan shitte juga mencerminkan pemahaman antarpribadi atau interpersonal. Dalam situasi percakapan, kata ini bisa mengindikasikan bahwa seseorang tidak hanya mengetahui suatu hal, tetapi juga memahami sudut pandang atau pengalaman orang lain.
Penggunaan Kata Shitte dalam Bahasa Jepang
Kata shitte artinya adalah tahu atau mengetahui dan penggunaan yang luas dan bervariasi dalam berbagai konteks. Berikut adalah beberapa cara umum di mana kata shitte digunakan dalam bahasa Jepang.
1. Dalam Pengetahuan Umum
Shitte sering digunakan dalam konteks pengetahuan umum atau informasi yang dapat dipahami atau diketahui oleh seseorang. Misalnya, jika seseorang bertanya, “Kore wa nan desu ka?” (Apa ini?).
Jawabannya bisa berupa “Kore wa ringo desu, shitte imasu ka?” yang berarti “Ini adalah apel, apakah kamu tahu?” untuk mengecek pengetahuan atau pemahaman seseorang tentang objek tersebut.
2. Hubungan Pribadi
Dalam konteks hubungan interpersonal, shitte digunakan untuk mengekspresikan pemahaman atau kesadaran terhadap perasaan atau situasi pribadi seseorang.
Contohnya, jika seseorang bercerita tentang pengalaman sulit, orang lain bisa merespons dengan mengatakan “wakatta, shitte iru yo” yang berarti “Aku mengerti, aku paham” untuk menunjukkan empati dan pengertian.
3. Penggunaan Formal dan Informal
Shitte dapat digunakan dalam situasi formal maupun informal. Dalam percakapan sehari-hari, kata ini mungkin digunakan dalam bentuk informal, sementara dalam situasi yang lebih resmi, mungkin digunakan dalam bentuk yang lebih formal seperti “shirimasu” atau “gozonji desu.”
4. Konteks Budaya
Kata shitte juga sering muncul dalam konteks budaya, menggambarkan pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai tradisional Jepang dan konsep-konsep filosofis. Dalam hal ini, kata ini dapat merujuk pada pemahaman spiritual atau makna yang melampaui batas pengetahuan konvensional.
Bentuk-bentuk Kata Shitte
Kata shitte (知って) adalah bentuk informal dari kata kerja dasar “shiru” (知る), yang berarti “tahu” dalam bahasa Jepang. Terdapat beberapa bentuk kata kerja yang menunjukkan tingkat keformalan dan konteks percakapan tertentu. Berikut adalah beberapa bentuk kata dari shitte.
1. Bentuk Polite Formal
Dalam bentuk polite formal, kata shitte atau shiru (知る) menjadi “gozonji desu” (ご存知です) atau “ご理解です” (go-ri-ka-i desu). Ini adalah bentuk yang lebih sopan dan umum digunakan dalam situasi formal, seperti berbicara dengan atasan, orang yang lebih tua, atau dalam konteks resmi lainnya.
Pilihan antara “gozonji desu” dan “go-ri-ka-i desu” mungkin tergantung pada konteks dan nuansa yang ingin disampaikan.
Gozonji desu lebih sering digunakan untuk merujuk pada pengetahuan, sedangkan “go-ri-ka-i desu” dapat menggambarkan pemahaman yang lebih mendalam atau pengertian terhadap situasi atau konteks tertentu.
2. Bentuk Informal
Dalam bentuk informal, kata shitte menjadi “shitta” (知った). Kata ini adalah bentuk yang lebih santai dan umum digunakan dalam percakapan sehari-hari, terutama di antara teman sebaya atau dalam situasi yang lebih santai.
Bentuk ini mengindikasikan bahwa seseorang telah mengetahui atau memahami sesuatu. Misalnya, seseorang bisa menggunakan “shitta” untuk menyatakan bahwa mereka sudah tahu atau memahami suatu informasi yang dibagikan dalam percakapan informal.
3. Bentuk Negatif
Dalam bentuk negatif, kata shitte menjadi “shiranai” (知らない). Ini adalah bentuk yang menunjukkan ketidakpengetahuan atau ketidaktahuan terhadap suatu hal. Bentuk ini sering digunakan untuk menyatakan bahwa seseorang tidak tahu atau tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu.
Misalnya, jika seseorang ditanya apakah mereka mengetahui suatu informasi, mereka dapat menjawab dengan menggunakan bentuk negatif ini, “Shiranai,” untuk menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui atau tidak tahu tentang hal tersebut.
4. Bentuk Perintah
Bentuk perintah kata shitte bisa diubah menjadi “shire” (知れ). Ini adalah bentuk yang dapat digunakan untuk memberikan instruksi atau perintah kepada seseorang agar mengetahui atau memahami sesuatu.
Contohnya, jika Anda ingin memberi tahu seseorang untuk mencari tahu atau mengetahui suatu informasi, Anda dapat menggunakan bentuk perintah ini, “Shire,” untuk menyampaikan instruksi dengan cara yang lebih tegas.
5. Bentuk Lampau
Dalam bentuk lampau, kata shitte bisa diubah menjadi “shitta” (知った). Ini adalah bentuk yang menunjukkan bahwa seseorang telah mengetahui atau memahami sesuatu di masa lalu.
Contohnya, jika seseorang bertanya apakah Anda mengetahui tentang suatu peristiwa di masa lalu, Anda dapat menggunakan bentuk lampau ini, “Shitta,” untuk menyatakan bahwa Anda sudah mengetahuinya atau memahaminya pada waktu yang telah berlalu.
Dapat disimpulkan bahwa makna kata shitte artinya dalam bahasa Jepang mencakup dimensi yang jauh lebih luas daripada sekadar pengetahuan konvensional. Kata ini mencerminkan suatu pemahaman yang bersifat holistik, melibatkan aspek pengetahuan, emosional, spiritual, dan interpersonal.
Penggunaannya mencirikan budaya Jepang yang kaya dan kompleks, di mana komunikasi tidak hanya berkutat pada fakta, tetapi juga pada perasaan, konteks, dan hubungan antarindividu.