Sebagai negara yang cukup maju di Asia Timur bahkan Asia, Korea Selatan memang sudah merombak sistem pendidikannya sehingga generasi muda bisa berkompetisi di skala global. Sistem pendidikan Korea Selatan cukup terkenal karena banyak diekspos melalui film dan drama.
Pencapaian negara ini di dalam bidang pendidikan sangat maju. Literasi di Korea selatan memiliki angka yang cukup fantastis, begitu juga sains dan matematika. Saat ini, Korea Selatan berada di posisi ke-7 di dunia sebagai negara dengan sistem pendidikan yang terbaik.
Meski begitu, ada beberapa fakta tentang sistem pendidikan Korea yang mungkin saja banyak tidak diketahui khalayak umum. Pasalnya, ekspos pendidikan Korea Selatan melalui industri hiburan saja tidaklah cukup. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu Anda ketahui.
Sistem Pendidikan Korea Selatan
1. Sistem pendidikan dasar
Korea memiliki sistem pendidikan dasar yang mengharuskan seorang anak memulai pendidikannya di usia 7 tahun. Mereka yang masih di bawah usia ini hanya bisa masuk ke jenjang taman kanak-kanak. Di usia ini, mereka akan menempuh sekolah dasar selama 6 tahun lamanya.
Setelah pendidikan dasar, maka anak-anak akan masuk ke fase untuk menempuh sekolah menengah pertama. Lama sekolah ini adalah 3 tahun. Sistem pendidikan Korea Selatan yang satu ini sama dengan Indonesia. Mereka akan menempuh pendidikan SMP saat usia sekitar 13 tahun.
Setelah SMP, maka mereka akan memasuki jenjang SMA. Sekolah wajib ini biasanya ditempuh selama 3 tahun. Bagi sekolah yang memberlakukan pendidikan selama 4 tahun umumnya memiliki sistem tambahan untuk proses menghadapi ujian masuk universitas ternama di Korea.
2. Sistem perguruan tinggi
Bagi mereka yang sudah lulus dari pendidikan dasar akan melanjutkannya ke perguruan tinggi. Jenjang yang satu ini menjadi sebuah keharusan bagi para siswa di Korea Selatan. Pasalnya, lulusan sekolah menengah atas saja tidak cukup untuk menjalani dunia kerja yang kompetitif.
Ada berbagai jenis perguruan tinggi di dalam sistem pendidikan Korea Selatan. Yang pertama adalah sekolah vokasi. Jenis sekolah ini akan mengasah kemampuan para murid ke arah yang lebih spesifik, sehingga mereka bisa berkompetisi di dunia kerja. Lama sekolah vokasi adalah sekitar 2-3 tahun.
Perguruan tinggi lain yang juga ada di Korea adalah jenjang S1, S2 dan S3. Lama pendidikan di perguruan tinggi jenjang S1 adalah 4 tahun paling sebentar. Sementara S2 dan S3 relatif, tergantung dari waktu penelitian yang mereka ambil.
3. Sistem memulai semester
Mereka akan memulai semester pada bulan Maret hingga Agustus. Libur sekolah menjadi libur semester atau saat memasuki musim panas di Korea. Di saat liburan, ada yang memanfaatkannya untuk berwisata atau melakukan field trip bersama siswa lain di sekolah.
Mereka akan memulai sekolah kembali sekitar Oktober hingga Januari sebagai semester kedua. Aplikasi semester dalam sistem pendidikan Korea berbeda dari Indonesia. Oleh sebab itu, banyak kelulusan yang diadakan pada akhir tahun atau awal tahun di negara ini.
4. Lama belajar di sekolah
Lama belajar di Korea sangat fantastis dan memiliki perbedaan dengan sistem pendidikan di negara lain. Mereka memiliki waktu belajar sekitar 16 jam per hari. Hal ini membuat mereka menghabiskan waktunya di sekolah dan jarang berada di rumah. Mereka juga pergi ke sekolah pada pagi hari.
Jam pelajaran di Korea juga cukup panjang, mulai dari pagi hingga sore hari. Menjelang malam, mereka memiliki waktu belajar mandiri untuk mengerjakan tugas. Jadi, mereka sama sekali tidak memiliki tugas rumah. Inilah kekurangan dari sistemnya.
Tujuan pemerintah Korea menerapkan sistem pendidikan Korea Selatan dengan jam panjang adalah mencegah anarkisme. Mereka tidak akan memiliki waktu itu berbuat kejahatan seperti tawuran karena mereka sendiri sudah lelah belajar di sekolah.
5. Pelajaran wajib di Korea
Di dalam sistem pendidikan negara ini, ada lima mata pelajaran wajib yang harus mereka pelajari dari jenjang pendidikan dasar hingga menengah atas. Mata pelajaran tersebut adalah sains, matematika, sosial, bahasa Korea, dan bahasa Inggris.
Nantinya, nilai yang mereka dapatkan selama bersekolah menjadi tolak ukur masuk ke perguruan tinggi negeri. Meski begitu, mereka juga harus melalui tes yang ketat apabila menginginkan masuk ke perguruan tinggi yang ternama di Korea Selatan.
6. Hari sekolah
Biasanya, hari sekolah hanya Senin hingga Jumat saja. Berbeda dengan sistem pendidikan Korea Selatan yang menerapkan sistem hari sekolah Senin hingga Sabtu. Bahkan di hari Sabtu pun, lama sekolah mereka tetap selama 16 jam. Di Hari Minggu, mereka bisa menikmati libur.
Tetapi, bagi mereka yang sangat kompetitif, hari Minggu bukanlah hari libur. Pasalnya, mereka akan mengikuti berbagai macam kegiatan pendukung akademik dan non-akademik. Para orang tua siswa biasanya menyuruh anak-anaknya untuk mengisi waktu dengan les seharian.
7. Mengikuti bimbel
Bagi para siswa di Korea, mengikuti bimbel menjadi hal yang tidak wajib. Tetapi, sebagian besar siswa akan mengikuti program bimbel karena merasa bahwa pelajaran di sekolah kurang untuk mereka. Bimbingan belajar biasanya bukan dari sekolah, melainkan dari lembaga lain.
Meskipun waktu belajar di sekolah sangat panjang, hal tersebut sama sekali tidak menyurutkan mereka untuk belajar. Ketakutan jika mereka tidak mendapatkan perguruan tinggi ternama lebih menghantui mereka. Mereka akan mengikuti bimbel di malam hari hingga tengah malam.
Membayar bimbel di Korea Selatan juga cukup mahal, bahkan lebih mahal dari biaya sekolah itu sendiri. Semakin bagus lembaga bimbel yang mereka ikuti, maka semakin mahal harganya. Banyak pula bimbel yang menjamin bahwa siswanya akan tembus ke perguruan tinggi ternama di Korea.
8. Sistem kurikulum yang baik
Pemerintah Korea telah menerapkan sistem pendidikan dengan kurikulum yang sangat baik dan menjadi kelebihan dari sistem. Selain lima mata pelajaran inti, pemerintah juga memberikan dukungan keterampilan untuk bisa berkompetisi di dunia kerja. Sehingga, orang Korea bisa mandiri di manapun.
Di dalam sistem pendidikan Korea Selatan, mereka diberikan pembelajaran yang sifatnya eksperimen. Selain itu, mereka juga memperoleh kurikulum yang sifatnya beraktivitas langsung di masyarakat. Contohnya adalah menjadi sukarelawan atau magang di perusahaan untuk berkarir.
9. Tidak mengandalkan bakat
Orang Korea juga fokus terhadap keunggulan akademik. Bagi mereka, akademik akan lebih penting daripada hanya mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan bakat semata. Sehingga, mereka menjadi lebih bekerja keras untuk bisa mencetak prestasi di sekolah dan berusaha untuk tidak gagal.
Sistem ujian di Korea pun terbilang sangat ketat. Para siswa akan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik, sehingga universitas yang ternama bisa memiliki mereka. Para orang tua siswa di Korea Selatan pun sangat mendukung anak-anak mereka untuk bisa lulus ujian dengan nilai baik.
Pemerintah telah menciptakan sistem pendidikan Korea Selatan yang sangat ketat, disiplin, dan terstruktur. Tujuannya adalah agar orang-orang Korea bisa menjadi tipe masyarakat yang kompetitif di tengah persaingan yang skalanya sudah global. Jadi, mereka bisa hidup mandiri dan mapan.