Kehidupan yang disuguhkan dalam drama sedikit banyak menggambarkan kebiasaan dan budaya orang-orang yang hidup di Korea Selatan. Biasanya yang diperlihatkan dalam drama banyak menyuguhkan hal-hal manis. Namun, nyatanya kehidupan di Korea Selatan tak semanis yang terlihat.
Ada sisi kelam yang mungkin banyak orang belum tahu. Terlepas dari itu semua, beberapa fakta tentang kebiasaan, kondisi sosial, dan budaya masyarakat Korea Selatan cukup menarik untuk diketahui.
Fakta Korea Selatan Pernah Menjadi Negara Termiskin
Siapa sangka negara yang kini menjadi negara maju di segala bidang dulunya pernah menduduki negara termiskin di dunia sekitar tahun 1960-an. Hingga pada abad ke 21, negara ini telah menjadi negara sukses seperti yang terlihat saat ini.
Negara ini dulunya sama dengan Indonesia, yaitu pernah dijajah oleh Jepang hingga pada 15 Agustus 1948 telah merdeka. Setelah merdeka, Korea Selatan masih belum bisa bangkit karena berhadapan dengan berbagai persoalan, mulai dari perang hingga konflik internal di negaranya.
Ini yang menjadikannya sangat miskin, bahkan lebih miskin dari negara Malaysia, Korea Utara, dan Thailand. Kehidupan masyarakat saat itu sangat menderita dan susah memenuhi kebutuhan pokok.
Korea Selatan mulai bangkit ketika dipimpin Park Chung Hee, karena mulai menormalisasi hubungan dengan Jepang dan menjalin kerjasama. Tidak hanya itu, untuk mendukung perusahaan dalam negeri, Park Chung Hee juga membuat kebijakan speerti pemberian subsidi dan keringanan pajak.
Hingga pada saat ini Korea Selatan telah berhasil bangkit dan berkembang menjadi macan Asia.
Aspek Sosial Kehidupan di Korea Selatan
Korea Selatan terkenal sebagai negara yang maju dalam beberapa bidang. Hal menarik lainnya untuk diketahui salah satunya mengenai kehidupan sosial di Korea Selatan. Bagaimana budayanya, cara orang berinteraksi, dan kebiasaan orang Korea menarik untuk diketahui.
1. Serba Cepat
Realita kehidupan di Korea Selatan menunjukkan bahwa masyarakat hidup dituntut untuk serba cepat. Tidak heran jika budaya ontime (tepat waktu) sudah terbentuk di sana. Pada saat jam kerja, pemandangan di stasiun subway akan penuh dengan hiruk-pikuk orang yang pergi bekerja.
Mereka tidak peduli dengan lingkungan sekelilingnya, karena hidup seperti dikejar oleh waktu. Dapat diakui bahwa Korea Selatan menjadi salah satu negara yang penduduknya memiliki semangat kerja tinggi.
Bahkan berdasarkan pemeringkatan oleh Careeraddict, Korea Selatan menempati posisi ketiga sebagai negara dengan masyarakat yang memiliki sifat pekerja keras.
2. Jam Kerja Lama
Berdasarkan informasi dari berita online, Telegraph, Korea Selatan memiliki waktu kerja yang lama dan menempati posisi ketiga di bawah Meksiko dan Costa Rica sebagai negara yang memiliki waktu kerja terlama sekitar 2069 jam per tahunnya.
Tidak heran jika ke Korea Selatan banyak menjumpai pekerja kantor yang pulang larut malam. Banyak yang bekerja lembur, bahkan menginap di kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Adanya tuntutan pekerjaan yang tinggi dan persaingan yang ketat menjadikan para pekerja kantor harus berjuang agar posisinya tak tergantikan oleh orang lain.
Selain di dunia perkantoran, di industri hiburan Korea Selatan juga memiliki jam kerja yang lama. Artis maupun orang di balik layar sering bekerja lembur guna mengejar target untuk menyelesaikan produksi drama. Biaya produksi yang tinggi menuntut mereka untuk segera menyelesaikan syuting.
3. Standar Kecantikan
Korea Selatan memiliki standar kecantikan yang tinggi dan menjadikan penampilan fisik itu sangat penting. Standar kecantikan di Korea Selatan digambarkan dengan bentuk tubuh yang langsing, kulit putih, wajah tirus, alis lurus, dan kulit yang mulus.
Jika berbicara tentang orang Korea, maka yang muncul di benak adalah orang yang cantik dan tampan. Bagi yang dianggap kurang cantik akan diperlakukan berbeda. Hal ini yang menyebabkan orang-orang lebih memilih melakukan operasi plastik untuk merubah penampilan.
Kehidupan di Korea menunjukkan bahwa penampilan fisik cukup mempengaruhi pekerjaan hingga pernikahan. Salah satu perjuangannya yaitu melakukan operasi plastik. Tak heran jika negara ini paling banyak melakukan operasi plastik dan mempunyai ahli bedah plastik terbaik kelas dunia.
4. Budaya Minum
Korea Selatan merupakan salah satu negara yang mempunyai kebiasaan minum yang kuat dan menduduki peringkat ketujuh. Dalam situasi apapun, baik senang, sedih, atau depresi, maka soju akan selalu menemaninya.
Biasanya juga untuk menyambut pekerja baru atau dalam acara kantor selalu ada budaya minum-minum. Soju menjadi minuman yang sering dikonsumsi orang Korea. Kadang, untuk menolak tawaran minum akan dianggap tidak sopan.
Sisi Kelam Korea Selatan
Di balik kehidupan sosial dan kebiasaan orang Korea, sisi kelam kehidupan di Korea juga menarik untuk dikulik. Apa saja? Berikut pembahasannya.
1. Tingkat Persaingan yang Tinggi
Kehidupan di Korea Selatan sangatlah kompetitif dalam hal apapun, salah satunya dalam hal akademik. Orang-orang akan fokus untuk berkompetisi dengan orang lain. Orang Korea Selatan juga terobsesi untuk masuk sekolah atau universitas bergengsi.
Sudah tidak mengherankan jika banyak ditemua anak sekolah yang mengikuti kursus sepulang sekolah hingga larut malam. Sebagai dampak dari budaya kompetitif, hal ini berlanjut sampai ke perguruan tinggi dan dunia kerja.
2. Kasus Bunuh Diri yang Tinggi
Tingginya persaingan membuat orang Korea hidup dalam tekanan sosial yang cukup tinggi. Dengan begitu, orang akan mudah depresi. Korea Selatan telah menjadi salah satu negara dengan kasus bunuh diri tertinggi.
Berdasarkan laporan dari Kementerian terkait di Korea Selatan pada tahun 2018, angka bunuh diri di Korea mencapai 100.000 orang. Berdasarkan laporan dari WHO tahun 2017, Korea Selatan menempati peringkat 10 sebagai negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi.
Sudah banyak kejadian siswa bunuh diri akibat tidak lolos ujian masuk perguruan tinggi. Selain itu, banyak juga dilaporkan sejumlah selebriti asal Korea Selatan yang melakukan aksi bunuh diri. Penyebab bunuh diri bisa terjadi karena masalah ekonomi, kesehatan mental, hingga tekanan sosial.
3. Krisis Populasi
Kehidupan di Korea Selatan saat ini mengalami krisis populasi yang diakibatkan oleh banyaknya penduduk Korea yang memilih tinggal sendiri dibanding berkeluarga. Pertimbangan ini didasarkan pada sulitnya faktor ekonomi dan sulitnya memperoleh pekerjaan yang layak.
Banyak yang memilih tidak punya anak karena khawatir dengan kondisi finansial, maka angka kelahiran bayi di Korea Selatan selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada Februari 2022 dilaporkan bahwa angka kelahiran bayi mencapai titik paling rendah, yaitu sebesar 0,81 persen.
4. Aksi Bullying
Di beberapa drama ada yang menunjukkan sisi kelam kehidupan di Korea Selatan yang suka merendahkan orang lain (bullying). Aksi bullying sering terjadi, salah satunya di lingkungan sekolah.
Bullying ini menjadi masalah serius di Korea Selatan karena sudah banyak korban bullying di lingkungan sekolah. Bahkan hasil survey menyatakan bahwa hampir sepertiga anak Korea pernah menjadi korban bullying, baik verbal maupun fisik.
Ada banyak faktor penyebab bullying yang terjadi di Korea Selatan, diantaranya yaitu adanya tekanan akademik, perbedaan status sosial, dan adanya kompetisi sosial.