Dalam beberapa kebudayaan di berbagai negara dikenal istilah nama keluarga atau nama marga. Nama keluarga diturunkan dari salah satu orangtua dan bisa dilacak hingga ke nenek moyang. Jepang merupakan negara yang masih menerapkan nama keluarga. Marga Jepang tercatat mencapai 290an ribu.
Penggunaan nama marga Jepang secara menyeluruh sudah dimulai semenjak era restorasi Meiji. Sebelumnya, hanya segelintir masyarakat Jepang saja yang menggunakan nama keluarga atau nama marga seperti kalangan prajurit, keluarga istana dan bangsawan.
Pada era restorasi Meiji, masyarakat Jepang diwajibkan untuk mendaftarkan seluruh anggota keluarga secara administratif. Dari sekian ratus ribu nama marga Jepang yang tercatat, beberapa nama marga tersebut tergolong ke dalam nama marga populer dengan sejarah nenek moyang yang luar biasa.
Daftar 7 Marga Jepang yang Populer
Nama keluarga Jepang tidak hanya sekedar menunjukkan dari keluarga atau klan mana seseorang melainkan juga untuk menunjukkan kondisi geografis tempat tinggal hingga profesi keluarga. Namun, hal tersebut hanya berlaku di masa lampau karena nama marga hari ini tidak lagi menunjukkan profesi khusus.
1. Satou
Nama marga Satou adalah salah satu nama marga yang populer dan umum di Jepang. Ada dua cara penulisan nama marga Satou di Jepang menggunakan huruf kanji yang seringkali menyebabkan orang kebingungan.
Penulisan kanji “Satou” bisa berarti “gula” yang membuat banyak orang bingung apakah penulisan kanji tersebut benar untuk nama marga.
2. Ito
Nama marga Ito adalah marga yang cukup populer di Jepang dan ditulis menggunakan kombinasi dari aksa kanji untuk “Fuji”. Penulisan kanji “Ito” yang memakai kombinasi aksara kanji Fuji bertujuan untuk menampakkan adanya hubungan antara marga “Ito” dengan klan besar Fujiwara.
Hal tersebut membuat marga “Ito” mempunyai reputasi khusus di Negeri Sakura.
3. Marga Kobayashi
Nama marga “Kobayashi” adalah salah satu nama marga di Jepang yang mempunyai arti hutan kecil. Hal tersebut membuat banyak orang di Jepang meyakini bahwa awal mula marga Kobayashi berasal dari seseorang yang memang mendiami sebuah hutan kecil.
Penggunaan marga Kobayashi cukup banyak di Negeri Sakura. Selain di kehidupan nyata, beberapa karakter dalam anime juga banyak yang memakai marga Kobayashi.
4. Saito
Marga Jepang Saito ditulis menggunakan dua aksara kanji dengan salah satu kanji memakai kanji Fuji. Hal tersebut membuat marga Saito sering dikaitkan dengan klan besar Fujiwara yang ada di Jepang.
Meskipun hubungan antara marga Saito dan klan Fujiwara masih sering dipertanyakan. Nama Saito sendiri juga mempunyai kesan suci karena menunjukkan pemujaan terhadap dewa-dewa di negara matahari terbit ini.
5. Nakamura
Marga Nakamura cukup banyak digunakan oleh warga Jepang. Nakamura dituliskan menggunakan dua aksara kanji. Huruf kanji pertama mempunyai arti tengah atau dalam. Sementara huruf kanji kedua mempunyai arti desa.
Sehingga arti Nakamura dulunya digunakan untuk menunjukkan orang yang tinggal di pedalaman atau tengah-tengah pedesaan. Hanya saja, arti tersebut tidak lagi representatif hari ini karena masyarakat Jepang di desa sudah banyak yang bermigrasi ke perkotaan dan luar negeri.
6. Tanaka
Orang Jepang di masa lampau mayoritas berprofesi sebagai petani di sawah maupun di ladang. Tak heran jika banyak nama marga yang memiliki arti “sawah” atau pedesaan. Tanaka adalah salah satu nama marga yang memiliki arti “di tengah atau di dalam” dan “sawah”.
Sehingga dulunya orang yang bermarga Tanaka adalah mereka yang profesinya petani di sawah dan tinggal di dekat areal persawahan. Namun nama ini tidak lagi representatif dengan pekerjaan karena sudah banyak marga Tanaka yang kerja di kota.
7. Yamamoto
Marga Yamamoto ditulis menggunakan dua aksara yakni kanji Yama yang artinya adalah “gunung” dan kanji “dasar”. Sehingga marga Yamamoto diperkirakan berasal dari orang-orang yang mendiami kaki pegunungan di Jepang.
Marga Yamamoto cukup terkenal di Jepang bahkan Yamamoto menjadi salah satu nama marga yang banyak disebut di dalam anime.
Marga Jepang yang Jarang Ditemukan
Selain nama marga yang paling populer dan banyak digunakan di seluruh Jepang, ada juga beberapa nama marga yang tergolong langka dan jarang ditemukan. Berikut adalah 3 nama marga di Jepang yang paling jarang digunakan:
1. Fujikawa, Shinazukawa
Marga Fujikawa adalah nama marga di Jepang yang cukup jarang ditemukan. Bahkan diperkirakan di seluruh Jepang hanya terdapat 10 orang saja yang memiliki marga Fujikawa.
Tercatat warga Jepang yang memiliki nama marga Fujikawa ada di Distrik Kitakatsuragi, Prefektur Nara dan Kota Habikino, Prefektur Osaka. Nama marga Fujikawa adalah marga yang biasa digunakan oleh para biksu di kuil yang berasal dari sekolah Honganji. Biksu ini masuk ke dalam sekte Jodo Shinshu.
2. Kamado atau Kamakado
Marga Jepang yang tergolong langka selanjutnya adalah Kamado atau Kamakado. Diperkirakan di seluruh Jepang hanya ada sekitar 10 orang saja yang mempunyai nama marga Kamado atau Kamakado. Orang yang memiliki nama mraga Kamado ada di prefektur Hyogo.
Marga Kamado berasal dari tempat yang disucikan di Jepang untuk menyembah dewa api. Kanji kamado seperti pembuatan tembikar atau garam.
3. Takanashi
Marga Jepang ketiga yang sangat jarang ditemukan di Jepang adalah Takanashi. Marga Takanashi memiliki makna harfiah berupa burung kecil bermain atau tidak terdapat musuh alami (elang).
Diperkirakan di seluruh Jepang hanya ada 30 orang saja yang mempunyai nama marga Takanashi. Nama marga ini juga merupakan nama yang sering dipakai pada kreasi sekarang ini.
Aturan Penulisan Nama Orang Jepang
Terdapat aturan dalam penulisan nama orang Jepang secara utuh di Jepang. Aturan ini dibuat oleh pemerintah sebagai syarat administratif di seluruh Jepang.
1. Struktur Nama Orang Jepang
Orang Jepang pada umumnya memiliki nama yang terdiri dari 2 kata yakni nama keluarga atau family name dan nama pemberian atau first name. Nama marga disebut sebagai Kazoku mei dan nama pemberian adalah Kojin mei.
Nama orang Jepang didaftarkan secara administratif menggunakan aksara kanji. Hanya saja juga disediakan kotak kecil sebagai tempat untuk menulis ulang nama dalam aksara hiragana untuk mencegah salah pengejaan. Nama marga ditulis di bagian depan kemudian diikuti dengan nama pemberian.
Apabila orang Jepang pergi keluar negeri, maka namanya ditulis menggunakan huruf Romaji atau huruf alfabet. Urutan penulisan nama tetap sama yakni nama marga di depan dan nama pemberian di belakang
2. Nama Marga Berubah Saat Menikah atau Cerai
Di dalam kebudayaan Jepang berlaku aturan bahwa nama marga seorang wanita akan berubah saat menikah. Nama marganya akan mengikuti nama marga suami. Anak juga harus mengikuti nama marga dari sang ayah. Jika bercerai, maka nama marga dikembalikan ke nama marga orangtua.
Marga Jepang sangat bervariasi dan di masa lampau setiap nama marga menunjukkan ciri khas tertentu seperti kondisi geografis tempat tinggal, profesi keluarga dan klan besar. Dari sekian banyak nama marga yang ada, sebagian nama marga masih sangat populer di kalangan masyarakat Jepang.