Apakah kamu tahu apa itu recount text? Besar kemungkinan kamu hanya mengira teks ini hanya sekedar narasi biasa. Padahal, teks ini memiliki beberapa ciri khusus yang tidak kamu temukan di teks lainnya.
Kenapa Perlu Tahu Apa Itu Recount Text
Fungsi utama bentuk teks ini adalah untuk menceritakan kembali suatu kejadian. Bisa jadi fakta, pengalaman pribadi, atau cerita dari orang terdekat.
Untuk pengalaman pribadi yang diceritakan kembali, bisa saja ada beberapa perubahan seperti tambahan atau pengurangan detil sesuai dengan yang diingat narator. Dan pada teks yang berdasarkan pada fakta, pengurangan dan penambahan juga bisa terjadi sesuai dengan agenda atau tujuan penulis.
Ciri-Ciri Recount Text
Secara struktur, recount text mirip dengan narasi pada umumnya. Ada pendahuluan yang memberi tahu pembaca sedikit tentang isi tulisan. Lalu isi dari teks yang ditulis secara runut untuk membantu pembaca.
Penutup recount bisa berupa kesimpulan singkat atau pendapat dari penulis. Tapi lebih banyak penulis yang memilih mengakhiri tulisan setelah mencapai pada akhir timeline cerita.
1. Menggunakan Past Tense
Karena membicarakan tentang kejadian yang sudah terjadi, maka struktur kalimat yang digunakan pada recount text adalah past tense, baik simple maupun perfect. Bahkan untuk recount yang berupa karya fiksi, tetap menggunakan bentuk lampau.
2. Banyak Menggunakan Adverbs
Penggunaan adverbs untuk menunjukkan waktu, lokasi, dan bentuk penggambaran lain juga cukup umum digunakan pada recount text. Misalnya, on the first day, later that day, on the island, dan masih banyak lagi.
Penggunaan kata sambung yang menghubungkan tiap kejadian juga cukup banyak. Kata-kata seperti then, after, dan next juga cukup sering digunakan.
3. Sudut Pandang Orang Pertama
Yang membuat recount berbeda adalah kesan relatable yang diberikan. Kesan ini timbul karena penggunaan sudut pandang orang pertama. Kamu akan banyak menemukan kata I atau we di dalam tulisan.
Kamu mungkin pernah membaca recount yang menggunakan bentuk ketiga. Tapi tidak akan memberikan kesan yang mendalam seperti dari sudut pandang orang pertama.
5 Macam Recount Text:
Secara umum, kamu bisa membagi recount text menjadi lima macam berdasarkan isi atau inspirasi tulisan. Tapi tidak menutup kemungkinan kamu akan menemukan beberapa contoh recount yang merupakan gabungan dari beberapa dua atau lebih jenis teks ini.
1. Factual
Salah satu contoh factual recount text adalah berita yang kamu baca sehari-hari karena menceritakan kejadian yang sudah berlalu. Kamu bisa memasukkan hampir semua jenis tulisan berita sebagai recount, terutama artikel perjalanan atau yang membahas subyek tertentu.
Contoh lain dari factual recount adalah laporan khusus atau makalah penelitian. Terutama jika penelitian tersebut membutuhkan waktu lama dan tidak bisa di replikasi secara asal.
2. Imaginative
Sesuai namanya, bentuk recount text ini bersifat semi-fiksi. Karena bisa saja si penulis menggunakan satu kejadian nyata untuk membangun karakter dan cerita yang dibuat. Misalnya dalam novel Wolf Hall karya Hillary Mantel yang menceritakan ulang dari kejadian sejarah setelah The War of the Roses atau perang saudara antara Tudors dan York.
3. Personal
Kamu akan lebih sering mendapatkan opini pribadi atau ada pengurangan dan penambahan detil pada teks ini. Pengalaman pribadi, baik yang dirasakan sendiri atau diceritakan orang lain yang menjadi dasar cerita.
Contoh yang paling umum adalah blog pribadi dan memoir yang ditulis dengan sudut pandang orang pertama. Penggunaan sudut pandang ini membantu pembaca merasa lebih dekat dengan penulis.
Beberapa buku sejarah atau memoir pelaku sejarah dituliskan dengan bentuk recount personal. Termasuk juga buku otobiografi yang ditulis oleh orang terdekat subyek buku.
4. Literary
Bentuk recount ini mudah sekali ditemukan karena tidak ada aturan khusus tentang harus berbentuk fiksi atau non-fiksi. Pengarang juga bebas membuat karakter dan latar belakang yang baru atau menggunakan satu kejadian dalam sejarah sebagai titik awal.
Satu contoh menarik adalah The Museum of Innocence karya Orhan Pamuk, yang menggabungkan beberapa kejadian sejarah asli dengan karakter fiksi. Contoh lain yang bisa kamu baca adalah Extremely Loud & Incredibly Close oleh Jonathan Safran-Foer yang mengambil cerita seputar kejadian 9/11 di New York.
5. Procedural
Walaupun jarang, bukan berarti tidak ada bentuk recount text yang dituliskan seperti satu perintah runut. Bentuk penceritaan ulang yang berupa prosedural umumnya fokus pada langkah-langkah tindakan.
Sebagai contoh, penulisan standard operating procedure atau SOP di tempat kerja. Contoh lain adalah ketika menuliskan urutan langkah eksperimen dalam satu karya tulis yang akan diuji coba oleh peneliti lainnya. Bisa dibilang, contoh ini jarang ditemukan di dunia fiksi.
Setelah kamu tahu apa itu recount text, kamu bisa dengan mudah membedakan recount dengan bentuk narasi lainnya. Terutama jika kamu sedang membaca teks sejarah, kamu bisa lebih cepat fokus pada fakta sejarah yang menarik.