Bahasa Korea tidak mau itu apa ya? Berbeda dengan kata saranghaeyo atau gomawo yang sudah sering terdengar, kata dalam bahasa Korea yang berarti tidak mau cukup sulit untuk dideteksi. Paling-paling yang sering muncul ialah kata shiro yang umumnya juga dipakai sebagai ungkapan penolakan.
Mengetahui bahasa Korea tidak mau informal maupun formal memang tidak wajib. Namun pengetahuan ini sangat disarankan untuk dikuasai khususnya jika Anda memiliki rencana berkunjung ke negara yang sangat mengutamakan sopan santun dalam bertutur kata tersebut.
Tata Bahasa Korea Tidak Mau
Untuk mengatakan tidak mau, ada dua pembagian yang harus diketahui sebagai berikut:
Kata Tidak Mau yang Dilanjutkan dengan Kata Kerja
Kalau Anda ingin mengatakan tidak mau yang dilanjutkan dengan kata kerja, maka bisa menggunakan rumus sebagai berikut:
Kata kerja yang dimaksud + Go Sipji Anhayo
Dari rumus tersebut mari ambil contoh seperti ini, saya tidak ingin debut. Saya kalau dalam bahasa Korea adalah jeoneun, lalu debut dalam bahasa Koreanya adalah daebwihada. Tetapi dalam prakteknya nanti akhiran ‘da’ pada kata daebwihada akan dihilangkan sehingga hanya tersisa daebwiha.
Sehingga dengan demikian, saya tidak ingin debut kalau ditranslate dalam bahasa Korea menjadi jeoneun daebwihago sipji anhayo. Kata jeoneun yang berarti saya ini sebenarnya bisa dimasukkan dalam kalimat dan bisa juga tidak dimasukkan dalam kalimat.
Kalau dimasukkan dalam kalimat maka susunan katanya menjadi seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Sedangkan kalau tidak dimasukkan dalam kalimat, yang tersisa hanya daebwihago sipji anhayo.
Itu kalau kalimat tersebut disampaikan dalam situasi yang formal. Nah, kalau kalimat tersebut disampaikan dalam situasi yang non formal, Anda bisa menghapus akhiran ‘yo’ sehingga cukup dengan mengatakan daebwihago sipji anha.
Kata Tidak Mau yang Dilanjutkan dengan Kata Benda
Selanjutnya kalau Anda ingin mengatakan ‘tidak mau’ yang diikuti kata benda, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Kata benda yang dimaksud + reul atau el + Wonhaji Anhayo
Fokus pada rumus tersebut, jika kalimat tidak mau yang diikuti kata benda ini ditulis, maka eul atau reul juga wajib ditulis. Tetapi kalau diucapkan langsung secara lisan atau sebagai percakapan, maka reul atau eul tadi tidak wajib digunakan.
Contoh untuk rumus yang kedua ini bisa ditemukan dalam lirik lagu Twice yang berjudul Fancy You. Lebih tepatnya pada bagian amudo wonhaji anha. Pada lirik tersebut eul atau reul tidak ditulis dan juga tidak ada akhiran ‘yo’
Artinya kalimat ini diucapkan secara banmal atau dalam suasana santai. Sampai di sini sudah paham ya dengan penggunaan bahasa Korea tidak mau?
Tata Bahasa Korea Jika Ingin Mengatakan Mau atau Ingin
Kalau sebelumnya sudah dibahas cara menciptakan kalimat yang mengandung kata ‘tidak mau’, sekarang adalah sebaliknya, menciptakan kalimat yang mengandung kata ‘mau’. Sama seperti ketika akan mengatakan ‘tidak mau’, ketika akan mengatakan ‘mau’ juga terbagi menjadi dua:
Kata Mau yang Dilanjutkan dengan Kata Kerja
Kalau ingin mengatakan mau yang ingin dilanjutkan dengan kata kerja, maka menggunakan rumus berikut ini:
Kata Kerja + Go Sipeoyo
Sama seperti sebelumnya juga, rumus di atas dipakai ketika Anda akan menyampaikan keinginan dalam bahasa formal. Sedangkan kalau ingin menyampaikan keinginan dalam bahasa informal, bisa langsung hapus saja akhiran ‘yo’ sehingga hanya menjadi kata sipeo.
Dari rumus di atas, ambil contoh ‘saya ingin atau mau debut’. Sehingga berdasarkan ilustrasi ini, bahasa Koreanya saya ingin atau mau debut’ adalah jeoneun debwihago sipeoyo kalau formal. Kalau non formal cukup dengan naneun debwihago sipeo.
Kata Mau yang Dilanjutkan dengan Kata Benda
Kalau ingin mengatakan mau yang ingin dilanjutkan dengan kata benda, maka rumus yang digunakan sebagai berikut:
Kata Benda + reul atau eul + Wonhaeyo
Sebagai praktek, mari ambil contoh berikut ‘saya mau album X’. Bahasa Koreanya adalah jeoneun X aelbeomeul wonhaeyo. Ini kalau diucapkan dalam situasi formal. Kalau diucapkan dalam situasi non formal menjadi naneun X aelbeomeul wonhae.
Fakta Unik Tentang Bahasa Korea
Karena sudah bisa menyusun kalimat yang mengandung kata ‘tidak mau’ dalam bahasa Korea, sekarang ketahui dulu fakta-fakta unik tentang bahasa negara ginseng ini yuk. Terkenalnya Korea di mata dunia salah satunya adalah karena industri hiburannya.
Korea menyajikan tontonan televisi yang beragam dan menyenangkan. Korea juga unggul dalam hal skincare, riasan serta perawatan wajah. Lagu-lagu yang dibawakan oleh para idol sangat enak didengarkan, hingga makanan yang ada di sana pun terlihat sangat menggoda.
Kalau kelak punya waktu luang dan ingin berkunjung ke sana, sebaiknya pelajari dulu bahasanya ya. Sebab tidak semua masyarakat Korea mampu berbahasa Inggris dengan baik. Selain itu, ternyata bahasa Korea ini menyimpan sejumlah fakta unik sebagai berikut:
Bahasa Korea tidak Memiliki Alfabet sampai Abad ke – 15
Sudah tahu kan kalau alfabet Korea yang disebut dengan Hangeul itu diciptakan oleh Raja Sejong? Alfabet ini diciptakan oleh Raja Sejong pada abad ke-15. Dengan kata lain, sebelum adanya ciptaan Raja Sejong tersebut, bangsa Korea tidak mempunyai alfabet.
Pada masa itu, karakter Cina-lah yang digunakan dalam penulisan. Hanya saja, yang bisa mempelajari tulisan dan aksara Cina hanya golongan atas yang terdiri dari bangsawan dan keluarga kerajaan. Sedangkan masyarakat biasa tidak bisa mempelajarinya.
Di sisi lain, Raja Sejong memiliki keyakinan bahwa jika buta huruf bisa dihempaskan dari masyarakat, masyarakat bisa lebih mudah untuk hidup makmur. Dengan harapan itulan Raja Sejong kemudian menciptakan huruf Hangeul ini.
Bahasa Korea Selatan Sedikit Berbeda dengan Bahasa Cina
Baik Korea Utara maupun Korea Selatan bahasa resminya sama-sama bahasa Korea. Hanya saja, kalau Korea Selatan cenderung lebih terbuka dengan bahasa negara lain seperti Cina dan Inggris, Korea Utara tidak.
Korea Utara lebih beupaya untuk menjaga supaya bahasa resmi mereka tetap tidak terkontaminasi dan bebas dari pengaruh serta adaptasi kata dari bahasa lain. Jadi, jangan heran kalau dua negara ini memiliki beberapa kosakata dan pelafalan yang berbeda.
Bahasa Korea Disebut Sebagai Language Isolate
Bahasa Korea digolongkan sebagai language isolate. Maksudnya ialah bahasa yang tidak diketahui punya hubungan linguistik maupun hubungan sejarah dengan bahasa lain.
Dalam Tata Bahasanya, Kata Kerja Berada di Akhir Kalimat
Kalau dalam bahasa Inggris, penyusunan kalimat dengan kata dasar biasanya mengikuti rumus Subjek – Kata Kerja – Subjek. Berbeda dengan Korea yang menempatkan kata kerja di posisi paling belakang dengan rumus Subjek – Objek – Kata Kerja.
Bahasa Korea Memiliki Tingkat Kesopanan
Ketika berkomunikasi dengan orang Korea, memperhatikan hubungan adalah hal yang sangat penting. Sebab, hal ini dapat berpengaruh pada kata-kata yang digunakan. Dalam bahasa Korea ada sistem honorifik yang dipakai dalam menunjukkan rasa hormat pada lawan bicara.
Bukan hanya itu, dalam bahasa Korea juga ada 7 specch levels yang tentunya berbeda-beda. Masing-masing tingkatan ini mempunyai kata kerja unik yang dipakai untuk mengindikasikan bagaimana kedudukan lawan bicara atau tingkat formalitas situasi saat berbicara.
Bahasa Korea tidak mau sekarang sudah mengerti, sebaiknya lanjutkan dengan mencari bahasa Korea untuk kata yang lainnya ya. Tujuannya tidak lain agar perbendaharaan kosakata Anda dalam bahasa Korea menjadi lebih banyak.