Di era perang dunia, Jepang merupakan salah satu kekuatan terbesar di Asia baik dari sisi militer maupun ekonomi. Karena kondisi global pada saat itu, penjajahan Jepang pun banyak terjadi termasuk salah satunya ke Indonesia.
Meskipun terhitung singkat, namun banyak penderitaan yang harus dialami oleh masyarakat Indonesia saat itu akibat pendudukan Jepang. Termasuk salah satu yang terkenal adalah kerja paksa. Lalu bagaimanakah detail pendudukan Jepang di Indonesia pada era perang dunia? Berikut pembahasannya.
Awal Penjajahan Jepang
Penjajahan Jepang ke Indonesia secara simbolis dimulai ketika Belanda kalah di perang dunia. Mereka menyatakan menyerah tanpa syarat pada Jepang yang ditandai dengan ditandatanganinya perjanjian Kalijati pada 8 Maret 1942.
Karena Belanda menyatakan menyerah tanpa syarat, maka mereka wajib menyerahkan wilayah jajahannnya kepada pemerintahan Nippon saat itu, termasuk Indonesia.
Meskipun perjanjian Kalijati yang menandai menyerahnya Belanda terhadap Jepang ditandatangani pada tanggal 8 Maret 1942, pada kenyataannya orang-orang Jepang sudah menginjakkan kaki di wilayah Nusantara jauh sebelum itu.
Tepatnya pada tahun 1937 dimana pada saat itu terjadi krisis ekonomi global atau resesi. Pemerintahan Hindia Belanda saat itu menjadi korban terjadinya resesi global yang membuat posisi mereka melemah.
Sebaliknya, Jepang adalah salah satu negara yang berhasil selamat dari resesi global akibat strategi ekonomi mereka yang bagus. Situasi ini mereka manfaatkan untuk masuk ke Indonesia dan perlahan mengambil alih Nusantara dari cengkraman Belanda.
Berawal dari Investasi
Kedatangan Jepang ke Indonesia pada awalnya memiliki niat untuk berinvestasi. Keadaan ekonomi dunia yang tidak menentu saat itu membuat Jepang memutuskan untuk berinvestasi ke pemerintahan Hindia Belanda.
Apalagi saat itu Jepang merupakan salah satu pesaing pasar global dan menjadi ancaman untuk negara-negara barat.
Jepang sendiri pada saat itu menjadi salah satu negara tujuan ekspor sumber daya alam dari Hindia Belanda yang produknya didapat dari tanah Nusantara.
Situasi ini dimanfaatkan oleh Jepang untuk memasuki Indonesia pada tahun 1938 – 1939. Selanjutnya Jepang pun mulai memperlihatkan niat mereka dalam pendudukannya ke Hindia Belanda, yaitu untuk menguasai sumber daya alam yang ada di Indonesia sebagai modal berperang.
Karena seperti yang diketahui, Jepang adalah negara dengan kekuatan yang sangat besar di kala Perang Dunia II. Bahkan mereka telah melakukan penyerangan besar dan juga paling terkenal ke Amerika Serikat saat itu.
Yaitu serangan dadakan ke pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii pada tanggal 7 Desember 1941.
Kronologi Masuknya Jepang ke Indonesia
Detail awal penjajahan Jepang ke Indonesia berawal dari tantangan pemerintahan Hindia Belanda melalui Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh yang menyatakan perang terhadap Jepang.
Jepang pun merespon pernyataan perang tersebut dengan mengirimkan pasukan mereka ke Indonesia. Dimulai dari pendudukan mereka di Tarakan, Kalimantan Timur tanggal 11 Januari 1942. Hanya dalam sehari wilayah Tarakan berhasil diduduki oleh Jepang dan meluas ke daerah lain.
Termasuk bagian timur Maluku yang juga turut diambil alih oleh Jepang. Dilanjutkan dengan didudukinya Balikpapan pada 24 Januari 1942 dan Pontianak pada 29 Januari 1942.
Pendudukan ini secara cepat meluas hingga seluruh pulau Kalimantan pada Februari 1942. Tak cukup sampai disitu, Jepang juga terus memperluas wilayah kekuasaannya dimana kini mereka masuk ke Sumatera dimana pada 16 Februari 1942 mereka berhasil menduduki Palembang.
Cepatnya proses pendudukan Jepang ini membuat mereka berhasrat untuk menduduki pulau Jawa. Akhirnya mereka melanjutkan ekspansinya dengan menduduki Kragan di Jawa Tengah dan Teluk Banten di Jawa Barat pada awal Maret 1942.
Jakarta (pada saat itu Batavia) yang menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda pun jatuh ke tangan Jepang pada 5 Maret 1942 dan disusul Bandung 2 hari setelahnya.
Perpindahan Kekuasaan dari Belanda ke Jepang
Cepatnya penguasaan Jepang ke wilayah Hindia Belanda dan besarnya kekuatan Jepang saat itu memaksa Belanda menyerah dan menandatangani perjanjian Kalijati pada 8 Maret 1942 sekaligus menandai akhir dari kekuasaan Belanda di Indonesia yang sudah berlangsung sangat lama.
Penyerahan kekuasaan dari Belanda ke penjajahan Jepang ini dilakukan oleh Letnan Jenderal Heindrik Ter Poorten yang merupakan komandan perang di Jawa dan Tjarda van Starborgh Stachouwer yang merupakan Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Kepada Jenderal Hitoshi Imamura selaku perwakilan Dai Nippon.
Propaganda Jepang di Indonesia
Setelah secara resmi menduduki wilayah Indonesia, Jepang pun mulai melakukan propagandanya kepada rakyat Indonesia. Mereka melakukan banyak hal untuk menarik empati pribumi salah satunya dengan menyebut mereka sebagai saudara tua.
Propaganda paling terkenal oleh Jepang kepada Indonesia yaitu Gerakan 3A. Yang menyatakan bahwa Nippon Pemimpin Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Cahaya Asia. Semua ini dilakukan Jepang karena mereka ingin Indonesia membantu mereka dalam berperang melawan sekutu.
Ini juga yang melatarbelakangi terbentuknya banyak organsisasi-organisasi di Indonesia seperti PETA (Pembela Tanah Air), Keibodan, Seinendan, dan lain-lain.
Akan tetapi semakin lama pendudukan Jepang di Indonesia membawa lebih banyak penderitaan daripada ketika pendudukan Belanda. Pemerintahan Jepang dianggap lebih kejam dalam memperlakukan masyarakat Indonesia.
Salah satunya yaitu romusha yang memakan banyak korban dan menjadi salah satu tragedi paling memilukan dalam sejarah Indonesia.
Semua itu dilakukan dalam penjajahan Jepang agar mereka mendapat sokongan dana untuk membiayai peperangan mereka melawan sekutu.
Akhir Masa Pendudukan Jepang di Indonesia
Masa penjajahan Jepang ke Indonesia tidak berlangsung terlalu lama. Dimulai pada tahun 1942, penjajahan mereka berakhir di tahun 1945. Hal ini tak terlepas dari kekalahan Jepang di perang dunia.
Kekalahan Jepang ini sebenarnya sudah mulai terlihat sejak tahun 1944. Dimana pada saat itu Amerika Serikat berhasil mendesak tentara Jepang di Asia Pasifik. Saat itu Jepang sudah mulai memberi janji kemerdekaan pada Indonesia di bulan September 1944.
Rakyat Indonesia diperbolehkan untuk mengibarkan bendera merah putih dan diperbolehkan untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya setelah Kimigayo (lagu kebangsaan Jepang). Semua tindakan ini dilakukan Jepang untuk mendapatkan simpai rakyat Indonesia di tengah situasi yang sudah terdesak.
Sebagai bukti janji mereka, Jepang membentuk BPUPKI yang bertugas untuk menyeldiki semua persiapan yang dibutuhkan Indonesia agar merdeka. BPUPKI pun menjalankan tugasnya hingga dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945 dan dilanjutkan oleh PPKI.
Puncaknya, Jepang menyerah terhadap sekutu setelah dilumpuhkannya 2 kota penting di Jepang akibat ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Singkat cerita akhirnya peristiwa Rengasdengklok pun terjadi dan Indonesia secara resmi memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Proklamasi dilakukan sesegera mungkin atas dasar kekosongan kekuasaan. Walaupun setelahnya Belanda kembali datang dan melakukan beberapa kali agresi militer. Namun semuanya berhasil ditangani dan Indonesia menjadi negara merdeka seutuhnya hingga saat ini.
Masa penjajahan Jepang menjadi bagian dari sejarah kelam baik bagi Indonesia maupun Jepang itu sendiri. Namun sebagai generasi penerus, kita tentu saja tidak boleh melupakan sejarah karena itu semua yang membentuk bangsa kita menjadi besar seperti sekarang ini.